Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 4 Part 4, Lihat dongeng selengkapnya di goresan pena yang ini. Bagian untuk ketiga dongeng ada pada Episode sebelumnya baca di sini.
Sung Han sanggup kebanggaan dari CEO Park.
CEO Park : Meja Berita Digital melakukan pekerjaan dengan baik kemarin.
Sung Han bangga, kami melakukan pekerjaan dengan baik.
CEO Park : Apa pendapatmu soal ke depannya?
Sung Han : Tidak ada lagi postingan negatif ihwal Harian Korea. Seseorang membuka situs peringatan, yang disebut “Tanpa Hasil, Tanpa Derita”. Tapi tidak ada yang memperhatikan.
CEO Park kemudian menanyakan rencana Kepala Na.
Kepala Na : Aku sedang menyortir pernyataan resmi kita. Tapi keluarganya tidak bertindak, dan suasana daring stabil. Jadi, kita mesti bertindak sesuai sambil memantau perkembangannya.
CEO Park : Kita mesti mengambil pelajaran dari ini. Kuharap ini menjadi peluang untuk memulihkan diri.
Ji Soo sedang melakukan pekerjaan di saat Kyu Tae menghampirinya.
Kyu Tae : Tampaknya sudah stabil sekarang, bukan?
Ji Soo : Apa?
Lalu Ji Soo mengiyakan dengan wajah agak kesal.
Kyu Tae : Aku merasa tidak enak. Seharusnya saya tiba ke pemakaman.
Ji Soo pun bilang kalau ia pergi.
Joo An terkejut dan eksklusif melirik Kyu Tae.
Ponsel Ji Soo berbunyi. Pesan masuk. Dari Joon Hyuk.
Ji Soo pun eksklusif pergi menemui Joon Hyuk. Ji Soo bilang pekerjaannya banyak.
Joon Hyuk memandang Ji Soo.
Joon Hyuk : Ada yang mau kukatakan.
Joon Hyuk lantas bilang kalau yang Ji Soo tahu itu benar.
Joon Hyuk : Enam tahun lalu, seorang senior yang kukagumi tewas sebab aku. Kau benar. Aku yang bertanggung jawab.
Ji Soo bergetar mendengarnya.
6 tahun lalu….
Produser Lee sedang berdemo bareng para karyawan. Mereka menuntut siaran yang adil. Mereka meminta yang dipecat secara tidak adil dipekerjakan kembali.
Tapi seorang jaksa penyelidik tiba-tiba datang.
“Lee Yong Min-ssi. Aku Jaksa Penyelidik Kang Hyeon Duk. Anda dituduh memfitnah Kementerian BPOM.”
Produser Lee terkejut dan marah. Dia bilang ia memberitakan barang impor yang cacat.
“Kenapa kamu bilang saya memfitnah Kementerian?”
“Tolong melakukan pekerjaan sama dengan penelusuran dan penyitaan kami.”
Produser Lee tak terima. Ia menyebut itu pengutamaan kepada pers.
Jaksa Kang dan anak buahnya berupaya menerobos massa.
Joon Hyuk dari kejauhan melihatnya.
Joon Hyuk bilang 6 tahun lalu, orang yang berupaya menyampaikan yang bergotong-royong mesti menderita.
Produser Lee keluar dari kantor jaksa malam harinya. Beberapa rekannya yang ikut berdemo dengannya tiba menjemputnya.
Produser Lee kemudian menyaksikan Joon Hyuk yang bangkit di erat pintu masuk kendaraan.
Produser Lee dan Joon Hyuk kemudian mampir ke warung tenda. Produser Lee bilang takkan ada yang dapat ditemukan.
“Mereka bahkan mengorek manajer perusahaan masakan yang makan siang denganku. Mereka bersikeras saya mendapatkan suap.”
“Ini yang hendak ditangani rezim militer. Sungguh pengutamaan pers yang amat jelas! Ini akan ada di koran besok pagi.”
Produser Lee pun tanya, apa Meja akan setuju.
Joon Hyuk : Jangan khawatir, Bung. Aku Han Joon Hyuk, Reporter Meja Kota dari Harian Korea. Aku salah satu yang terbaik, kamu tahu? Aku niscaya akan mengekspos ini.
Malam itu juga di kantor, Joon Hyuk menulis kisah Produser Lee.
Eksklusif : CEO MBS menekan keleluasaan pers. Perjuangan sebatang kara bagi Produser Lee Yong Min.
Joon Hyuk mengunggahnya.
Selesai mengunggah, Joon Hyuk tanya pertimbangan Kepala Na. Kepala Na bilang itu bagus.
Joon Hyuk senang kemudian pamit.
Setelah Joon Hyuk pergi, Kepala Na malah merubah goresan pena di postingan Joon Hyuk.
“Lee sering memperoleh suap dari manajer perusahaan makanan. Kecurigaan akan penerimaan suap Produser Lee Yong Min.”
Ji Soo menahan tangis mendengarnya. Joon Hyuk bilang siapa saja tahu itu pemberitahuan palsu.
Joon Hyuk : Tapi ia tidak menghasilkan alasan, berpikir itu dapat merugikan pemogokan. Dia lelaki yang sungguh bertanggung jawab.
Ji Soo pun murka dan tanya kenapa Joon Hyuk tidak memperbaikinya.
Joon Hyuk bilang harusnya begitu namun pintunya tidak mau terbuka meski ia menghantamnya berkali-kali.
Flashback, di saat Joon Hyuk memukul pintu di lantai 15.
Joon Hyuk lantas bilang, mereka sudah mengembalikan kehormatan Produser Lee dua tahun kemudian di saat komisinya memperoleh permintaan tidak adil.
Ji Soo marah, kehormatan? Dia sudah meninggal. Keluarganya niscaya sungguh menderita di saat itu.
Joon Hyuk : Kau benar. Tidak akan ada yang berubah.
Joon Hyuk lantas bangkit dan minta Ji Soo menjawab pertanyaannya.
Joon Hyuk tanya apa bedanya kalau mereka tahu siapa yang membunuh Soo Yeon.
Ji Soo kesal, apa?
Joon Hyuk : Kau melihatnya. Mereka cuma memedulikan uang, bahkan di saat ia meninggal.
Ji Soo : Lalu? Menyerah saja? Maksudmu kita dilarang mengerjakan apa pun?
Joon Hyuk : Aku tidak bilang begitu. Aku akan berupaya semampuku dahulu.
Ji Soo : Apa itu?
Joon Hyuk : Lihat aku. Aku akan berupaya semampuku. Zaman kini susah mendapatkan pekerjaan. Jadi, kamu mesti bertahan di sini. Kau mengatakannya sendiri. “BAP” lebih mempunyai efek ketimbang “PEN”.
Joon Hyuk kemudian pergi.
Ji Soo kesal. Dia bahkan menangis sebab kesalnya.
Ji Soo : Dasar pengecut. Dia cuma menyampaikan apa yang ingin ia katakan.
Joon Hyuk berlangsung menyusuri jalan, menuju sebuah tempat.
Lalu kita mendengar kembali soal pesan yang diantarkan Joon Hyuk pada Yoon Kyung, Ki Ha dan Se Joon.
Joon Hyuk : Jika kalian memaafkanku, ingusan kalian yang renta dan bodoh, jumpai saya di “Warung Camilan Im”. Aku yang traktir.
Joon Hyuk tiba di Warung Camilan Im, namun tak ada satu pun yang datang.
Joon Hyuk mendesis, sial.
Tapi tak lama, Se Joon dan Yoon Kyung datang.
Se Joon bilang Joon Hyuk yang mesti bayar.
Joon Hyuk senang, kalian berdua datang.
Se Joon : Tentu saja.
Joon Hyuk tersenyum.
Yoon Kyung : Bodoh. Jangan tersenyum. Kau senang menyaksikan wajah cantikku?
Joon Hyuk : Tentu saja.
Joon Hyuk kemudian tanya dimana Ki Ha.
Tak usang Ki Ha tiba dan ia memerintahkan pemilik warung merubah pintu masuk tenda.
“Hei, saya tak mempunyai uang. Kalian semua punya pekerjaan layak. Kalian mesti membayarnya untukku dengan duit koran kalian.”
Se Joon bilang, koran? Tidak ada yang berbelanja koran zaman sekarang.
Dan memang benar, koran-koran yang sudah dicetak dibuang dan dihancurkan kemudian dijadikan kerabang telur.
Se Joon : Kalian belum dengar? Hidup dimulai dengan telur dan koran menjadi karton telur.
Semua tertawa.
Yoon Kyung : Hidup dimulai dengan telur dan koran menjadi karton telur… Sial. Lalu kita ini apa?
Ki Ha : Kurasa tidak matang. Aku paruh baya, jadi, mungkin setengah matang?
Joon Hyuk kemudian dongeng kalau alhasil ia pulang ke rumahnya semalam.
Joon Hyuk : Kukira tidak ada gunanya sebab rumahku kosong. Tapi rumah tetaplah rumah, bahkan kalau kosong. Aku memperoleh jawabannya di sana. Sepatuku ada di rumah, namun saya bahkan tidak ke sana. Aku tidak tahu apa yang kulakukan dengan bertelanjang kaki.
Joon Hyuk kemudian bilang kalau ia akan mulai dari permulaan lagi. Dan ia tidak mau menjadi ‘Im’ selamanya.
Joon Hyuk : Jika saya memecahkan cangkangnya sekarang, siapa tahu? Aku mungkin akan menjadi anak ayam.
Se Joon : Kau serakah dan berharap menjadi anak ayam di usia kita.
Yoon Kyung : Aku tidak keberatan dengan anak ayam atau telor ceplok. Mari jalankan sesuatu. Bersama.
Tiba-tiba terdengar bunyi Soo Yeon yang mengajukan pertanyaan siapa ‘Im’?
Joon Hyuk menoleh dan seolah menyaksikan dirinya di masa kemudian merupakan Soo Yeon. Dia membayangkan, Soo Yeon dibawa ke warung itu bareng mereka.
Se Joon bilang, itu kau.
Soo Yeon : Aku?
Se Joon : Lihat. Ini matang. Ini setengah matang. Ini tidak matang. Telur mentah.
Yoon Kyun : Jika pecah, kamu akan menjadi telor ceplok. Pecahkan cangkangmu sendiri dan setidaknya jadilah anak ayam. Ini tradisi Harian Korea.
Ki Ha memandang Joon Hyuk yang sedang duduk.
Ki Ha : Bukankah harusnya kamu mengajarinya.
Joon Hyuk bilang iya dan meminta Soo Yeon bersiap menjadi reporter Harian Korea.
Karena Joon Hyuk bilang akan mengawali dari permulaan lagi, Ki Ha memamerkan buku catatannya.
Joon Hyuk membukanya dan tertawa membaca goresan pena di dalamnya.
“Jangan berlebihan, Saudaraku. Kau akan senang kalau mencoba.”
Ki Ha kemudian tanya apa yang mau Joon Hyuk selidiki. Persidangan MP Go sedang rampung dan orang-orang akan melupakannya.
Joon Hyuk : Sebaliknya. Aku tidak bermaksud merubah apa pun. Kita mesti tetap sama. Jika terjadi sesuatu, kita menyalahgunakannya. Dan di saat sudah berakhir, kita pergi mencari yang lain. Kita mesti menghentikannya.
Se Joon : Apa namanya…
Yoon Kyung : Menjaga agenda?
Ki Ha : Apa agendanya?
Joon Hyuk : Tepatnya, peluang dan imbalan yang adil. Bagi mereka yang sudah prospeknya sudah dirampas. Untuk semua “Im” di dunia. Kita menilik orang-orang yang merampas peluang mereka.
Se Joon bilang ia setuju.
Se Joon : Itu jadwal yang luar biasa. Aku menyukainya!
Joon Hyuk : Saat kendala gres muncul, orang mungkin melewatkan semuanya. Tapi kita tidak boleh. Kita mesti menggali ini hingga bawah.
Yoon Kyung tanya apa itu sebab Soo Yeon.
Joon Hyuk : Ini untukku. Ini peluang terakhirku untuk menjadi reporter sungguhan.
Joon Hyuk kemudian mengeluarkan kertas yang bertuliskan ‘HUSH’.
Se Joon : Apa ini? Diam?
Joon Hyuk : Diam. Rahasia hingga selesai.
Bersambung……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar