Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 6 Part 2, Kamu dapat mengenali secara eksklusif daftar lengkap di goresan pena yang ini. Bagian untuk part pertama Episode sebelumnya baca di sini.
Yoon Kyung, Se Joon dan Ki Ha terkejut pas Joon Hyuk bilang Kepala Na menyuruhnya mengajari Ji Soo dengan baik.
Joon Hyuk kemudian berdiri. Dia mau pergi. Se Joon tanya mau kemana.
Joon Hyuk tak menjawab dan cuma memerintahkan mereka tiba ke daerah biasa mereka kumpul.
Ki Ha pun heran dan bertanya-tanya ada apa sama Joon Hyuk.
Yoon Kyung bilang Joon Hyuk terlihat muram seharian.
Ji Soo berlangsung keluar meninggalkan gedung Harian Korea.
Tapi langkahnya kemudian terhenti lantaran dicegat Joon Hyuk.
Joon Hyuk dan Ji Soo singgah ke restoran.
Tapi Joon Hyuk membisu saja.
Ji Soo : Katakan saja.
Joon Hyuk balasannya bicara. Dia bilang Kepala Na memuji kisah Ji Soo.
Ji Soo menanggapinya dengan tenang.
Ji Soo : Lalu? Kau ingin impas denganku untuk itu?
Joon Hyuk menghela nafas. Lalu beliau tanya Ji Soo mau pergi ke Meja mana.
Joon Hyuk : Kau tidak perlu ke Meja Kota jikalau tidak mau.
Ji Soo : Sekarang kita dapat menulis kisah di Meja Berita Digital.
Joon Hyuk : Benar. Aku tidak tahu kita dapat menulis apa saja, tetapi saya diberi tahu begitu. Kau ingin tetap di Meja Berita Digital?
Ji Soo mengangguk.
Joon Hyuk kemudian menaruh amplop putih di atas meja.
Ji Soo pikir itu uang. Dia marah. Dia bilang beliau tidak tiba untuk meminta uang.
Joon Hyuk bilang itu surat pengunduran dirinya.
Ji Soo : Ini idemu?
Joon Hyuk : Tidak. Aku sempat memikirkannya sebentar.
Joon Hyuk kemudian merobek surat resign nya. Ji Soo pun bingung.
Joon Hyuk : Jika melaksanakan kesalahan, saya mesti meminta maaf. Jika berutang, saya mesti membayar. Aku tidak bisa kabur begitu saja. Pertama-tama, maafkan aku. Aku tahu ini tidak cukup, tetapi saya sangat minta maaf. Kisah ayahmu ternyata laporan salah. Kau dapat menyalahkanku atau Meja, tetapi tidak ada yang mau menyimak atau bertanggung jawab.
Ji Soo : Lalu?
Joon Hyuk : Katakan kepadaku. Bebanku tidak akan pernah hilang. Apa yang bisa kulakukan untuk mengangkat sedikit saja bebanmu?
Ji Soo : Kau menyuruhku memaafkanmu? Karena kamu meminta maaf?
Joon Hyuk : Aku tidak meminta maaf. Kau dapat membenciku dan menyalahkanku selamanya. Hanya… Beritahu saja cara melepaskan beban hatimu.
Ji Soo : Kenapa kamu menanyakan itu? Kau mesti mencari tahu sendiri.
Joon Hyuk : Jika saya tahu itu, kita tidak akan berkata-kata seumpama ini.
Ji Soo mengambil tasnya, dan berpikir sejenak. Lalu beliau mengulang perkataan Joon Hyuk padanya kalau Joon Hyuk akan berupaya sebisa mungkin.
Joon Hyuk : Pertama, perbaiki yang bisa kamu perbaiki.
Ji Soo kemudian pergi.
Joon Hyuk terdiam.
Ji Soo menyusuri jalanan. Tapi langkahnya kemudian berhenti di depan suatu kedai ayam. Bukan lantaran beliau lapar, tetapi lantaran keluarga kecil yang dilihatnya.
Mendadak saja, Ji Soo rindu ayahnya. Dia ingat kata-kata ayahnya kalau tidak ada yang lebih bikin puas dibandingkan dengan menyanggupi seleranya.
Ji Soo kemudian menelpon ibunya.
Ji Soo : Bagaimana kalau kita menyanggupi selera kita?
Ji Soo dan ibunya duduk di kedai ayam.
Ji Soo protes, saya lapar. Aku bilang mari pesan dua.
Sang ibu bilang kalau beliau tidak bisa makan sebanyak itu.
Ji Soo : Kita dapat membungkus sisanya. Aku sudah selesai magang, jadi… Jika sekolah kedokteran, saya sudah menjadi residen sekarang. Aku sudah menjadi pegawai tetap.
Ibu lantas tanya apa yang dijalankan perusahaan Ji Soo.
Ji Soo bohong. Dia bilang beliau kerja di rumah penerbitan.
Ji Soo : Kami menghasilkan buku.
Ibu tanya, buku apa.
Ji Soo : Novel web internet. Ibu tidak akan tahu.
Pesenan mereka kemudian datang. Satu ayam goreng dan satu botol soju.
Melihat ayam, ibu pun tanya, apa Ji Soo menimbang-nimbang ayah.
Ji Soo bilang iya. Lalu beliau mengaku, beliau lebih merindukannya hari itu.
Pak Han protes lantaran Joon Hyuk tiba menjenguknya dengan tangan kosong.
Pak Han : Kau senantiasa menjinjing sesuatu dikala kurang sadarkan diri. Tapi kamu tidak menjinjing apa-apa dikala tidak minum?
Joon Hyuk : Aku akan minum sekarang.
Pak Han : Kau semestinya tiba ke sini sehabis itu. Kenapa tiba ke sini lebih dahulu? Ada yang ingin kamu katakan?
Joon Hyuk pun tanya, gimana kalau beliau berhenti kerja dan jualan ayam saja.
Pak Han berdiri, sudah ayah duga. Ada sesuatu yang terjadi. Kau pikir bisnis ayam goreng mudah? Kau dipecat? Dirumahkan?
Joon Hyuk : Bukan begitu. Hanya… Masalah kehidupan.
Joon Hyuk kemudian duduk di ranjang ayahnya.
Pak Han : Tunggu, berapa usiamu sekarang? Usiamu di atas 40 tahun?
Joon Hyuk : Usiaku 40 tahun satu dekade lalu.
Pak Han : Kalau begitu, tetaplah di sana.
Joon Hyuk : Bagaimana jikalau usiaku di bawah 40 tahun?
Pak Han : Kalau begitu, kamu mesti tetap di sana lebih lama!
Joon Hyuk : Apa maksud ayah? Kenapa?
Pak Han lantas duduk di ranjang satunya.
Pak Han : Menurutmu kenapa? Ayah membenci kamu melaksanakan ini. Datang kemari bertangan kosong.
Joon Hyuk : Heol!
Pak Han : Ayah tidak tahu apa yang mengganggumu, tetapi terlalu usang merenunginya tidak akan memberimu jawaban. Jangan terlalu memikirkannya. Jika kamu mesti berjuang, berjuanglah. Jika kamu mesti menang, menanglah. Tentu saja, lebih baik menang. Tapi jikalau kamu merasa akan kalah, kalahlah.
Joon Hyuk : Keadaan tidak berlangsung sesuai rencanaku.
Pak Han : Itulah maksud ayah! Hidup tidak berlangsung sesuai rencana. Ayah sudah setengah jalan dan kini sudah tua. Jangan menyesalinya seumpama ayah. Hadapilah langsung!
Joon Hyuk : Hadapilah langsung….
Joon Hyuk terdiam.
Beralih ke Ji Soo dan ibunya. Ji Soo tanya, apa ibunya ingat filosofi ayam goreng ayah.
Ji Soo : Saus ayam goreng adalah…
Nyonya Lee : Rasa tidak hormat terhadap ayam yang sudah mati…
Ji Soo : … dan penistaan kuliner!
Mereka tertawa.
Tapi kemudian Ji Soo terdiam. Dia terlihat menahan tangisnya.
Nyonya Lee : Dia senantiasa berdemo. Apa negara kita dijajah? Dia bukan pejuang kemerdekaan. Mungkinkah beliau sudah setengah jalan? Dia senantiasa eksklusif menghadapi semuanya. Itu sebabnya beliau pergi begitu cepat.
Nyonya Lee berhenti bicara. Dia merasa sesak.
Ji Soo : Benar. Ayah bodoh.
Ji Soo mencelupkan ayam ke saus dan mulai menggigitnya. Tapi kemudian beliau emosi.
Ji Soo : Dia bilang kita melakukan pekerjaan untuk menyuguhkan kuliner di meja. Saus di ayam goreng bukan duduk kasus besar. Ada orang yang kaya dengan dosa yang lebih buruk. Dia pikir siapa dirinya, orang suci? Itu cuma isu palsu. Saus di ayam bukan apa-apa.
Ji Soo pun menaruh ayam yang sudah digigitnya ke piring. Dia nangis.
Ji Soo tiba-tiba bangun dan mengambil tasnya.
Ibu tanya, beliau mau kemana.
Ji Soo : Ibu masih dapat makan?
Nyonya Lee : Kau akan menyia-nyiakan semua ini? Ayo kemasan sisanya.
Ji Soo : Ibu!
Nyonya Lee : Jangan menangis. Selantang apa pun kamu menangis, siapa pun terlalu sibuk untuk mendengarmu. Kita melakukan pekerjaan untuk menyuguhkan kuliner di meja. Makanlah. Makanan itu penting.
Ji Soo nurut dan duduk lagi.
Ji Soo : Baiklah. Mari makan.
Ji Soo lantas memesan satu ayam bumbu.
Ibu minta bir.
Ibu : Kesukaanmu. Biar ibu cicipi minuman terenak itu.
Ji Soo memajukan ibunya somaek.
Ji Soo : Saat ayah masih kecil, beliau ingin menjadi seorang penyair. Apa ibu tahu?
Ibu : Penyair?
Ibu lantas tersenyum.
Joon Hyuk memberi tahu rekan-rekannya siapa Ji Soo.
Mereka terkejut tahu Ji Soo putrinya Produser Lee.
Se Joon : Dia memang terlihat memandangmu dengan mengerikan. Dia punya argumentasi yang tepat.
Yoon Kyung merasa Ji Soo abjad yang keras kepala.
Joon Hyuk bilang Ji Soo gak salah. Dia yang salah.
Yoon Kyung : Apa yang kamu katakan kepadanya?
Joon Hyuk : Apa yang bisa kukatakan? Aku mengajukan pertanyaan kepadanya apa yang bisa kulakukan. Dia bilang perbaiki apa yang bisa kuperbaiki.
Ki Ha : Perbaiki apa yang bisa kamu perbaiki?
Joon Hyuk menghela nafas dan menenggak sojunya lagi.
Sekarang, Joon Hyuk menyusuri jalanan seorang diri.
Ji Soo menuju ke tempat tinggal sama ibunya.
Ji Soo tanya, kenapa ibu tidak menghasilkan sup pengar.
Sang ibu bilang kalau beliau mesti bekerja.
Ji Soo : Apa kita punya bahan-bahannya? Aku akan menjadikannya jikalau ibu memperlakukanku dengan baik.
Nyonya Lee : Ya, buatkan untuk ibu.
Joon Hyuk hingga di rumahnya dan eksklusif baringan di sofa.
Kamera menyorot foto keluarga Joon Hyuk.
Ji Soo masih terjaga. Dia sibuk mengetik sesuatu di ruang tengah rumahnya.
Sementara di dingklik belakangnya, sang ibu sudah tidur.
Paginya, Yoon Kyung yang gres tiba menyaksikan Ji Soo tengah menanti lift terbuka.
Yoon Kyung mendekati Ji Soo.
Ji Soo menyapa Yoon Kyung.
Yoon Kyung membalas sapaan Ji Soo, kemudian mengajaknya minum kopi.
Mereka minum kopi di atap gedung.
Yoon Kyung membuka cerita. Dia bilang, Joon Hyuk dahulu juniornya.
Yoon Kyung : Tahukah kamu dahulu saya sering memarahinya di sini?
Ji Soo terkejut dan heran Yoon Kyung tiba-tiba membicarakan Joon Hyuk padanya.
Tapi Ji Soo menyikapi sekenanya.
Yoon Kyung ngerti. Dia kemudian bilang sudah dengar soal ayah Ji Soo.
Ji Soo kaget, apa?
Yoon Kyung : Jangan tersinggung. Reporter dihentikan saling menyimpan rahasia. Keharusan pekerjaan. Atau mesti kubilang, hukum reporter. Kami tidak bisa mengerti apa yang sudah kamu lalui. Tapi saya merasa mesti menyampaikan ini. Pada hari ayahmu meninggal, Joon Hyuk juga kehilangan sebagian besar hidupnya.
Flashback, enam tahun yang lalu.
Joon Hyuk di lantai 15. Ponselnya suara dikala beliau menangis lantaran gagal membuka pintu di lantai 15.
Telepon dari istrinya. Joon Hyuk bilang, beliau ada di kendala di kantor dan minta maaf lantaran gak dapat jemput putri mereka.
Tapi kemudian Joon Hyuk terkejut mendengar kata-kata istrinya.
Joon Hyuk bareng istrinya eksklusif melarikan putri mereka yang berlumur darah ke tempat tinggal sakit.
Tapi dokter tak dapat menolong putrinya.
Joon Hyuk murka dan mencengkram dokter. Dia minta dokter menilik putrinya lagi.
Sepertinya ini soal uang. Karena di depan meja resepsionis, Joon Hyuk menelpon Kepala Na.
Joon Hyuk bilang, putrinya, Yeon Doo mengalami kecelakaan dan kakinya cedera. Joon Hyuk minta tunjangan Kepala Na.
Kepala Na mengerti.
Kepala Na eksklusif ke tempat tinggal sakit. Dia menemui Joon Hyuk yang menanti di depan ruang operasi.
Istri Joon Hyuk berterima kasih lantaran Kepala Na sudah datang.
Kepala Na kemudian memandang Joon Hyuk. Joon Hyuk membisu saja membalas tatapan Kepala Na.
Kepala Na kemudian menyaksikan kaki Joon Hyuk. Joon Hyuk cuma memakai sebelah sepatu.
Dokter kemudian keluar. Dokter bilang operasi Yeon Doo berlangsung lancar.
Joon Hyuk cuma dapat menangis.
Besoknya, Joon Hyuk ngasih surat resign nya ke Kepala Na.
Tapi Kepala Na merobeknya dan memerintahkan Joon Hyuk mengeluarkan duit utang.
Flashback end…
Ji Soo kaget, utang?
Yoon Kyung : Kau tahu lelaki dan harga diri mereka. Entah kenapa mereka melakukannya. Saat itu, kupikir akan lebih baik jikalau beliau berhenti.
Flashback…
Joon Hyuk yang semula berada di Meja Kota, pindah ke Meja Berita Digital.
Dia melakukan pekerjaan siang dan malam.
Yoon Kyung bilang, final hidup Produser Lee serta Yeon Doo yang terluka parah. Dia pikir semua itu salahnya.
Yoon Kyung : Dia mengubur dirinya dengan pekerjaan di kantor. Tidak pernah pulang. Pada akhirnya, istrinya menceraikannya. Dia kehilangan dirinya.
Ji Soo terdiam. Yoon Kyung bilang, Joon Hyuk juga korban.
Joon Hyuk : Tapi saya tidak memintamu untuk memahaminya. Terkadang, kebenaran berlainan dari yang kamu lihat. Kau tahu beliau tidak menulis kisah ayahmu. Saat Soo Yeon meninggal, beliau berupaya berjuang hingga akhir. Jika saya tidak menghentikannya… beliau bisa menjadi pelapor.
Ji Soo : Apa?
Yoon Kyung bilang beliau gak memerintahkan Ji Soo melalaikan penderitaan Ji Soo atau memaafkan Joon Hyuk.
Yoon Kyung : Ketulusannya… Itu mungkin berlainan dari kelihatannya.
Beralih ke Joon Hyuk yang sedang di bis.
Dia kemudian terkejut mendengar soal Komisaris Go Yu Seop dari radio bis.
Dikatakan Komisaris Go Yu Seop, Divisi Lingkungan Hidup Geumon Industrial Complex, mengakui daftar perekrutan ilegal yang dilaporkan Harian Korea merupakan miliknya sendiri, bukan milik MP Go.
Di kantor, Yoon Kyung dan para karyawan juga menonton beritanya.
Yoon Kyung tersenyum kesal.
Komisaris Go akan hadir di kejaksaan dan melakukan pekerjaan sama.
“Selain itu, beliau meminta maaf secara terbuka atas kesalahannya.”
Joon Hyuk kemudian membaca internet.
“Komisaris Go menjadi tersangka daftar perekrutan ilegal dalam perekrutan Perusahaan Geumon.”
Lalu Joon Hyuk ingat kata-kata Ji Soo.
Ji Soo : Kau bilang akan berupaya sebisamu. Pertama, perbaiki yang bisa kamu perbaiki.
Terakhir beliau ingat kata-kata temennya kalau beliau mesti mencari duduk kasus dengan Harian Korea.
Bersambung ke part 3….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar