Tentangsinopsis.com – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 11 Part 2, Link untuk recap selengkapnya sanggup Kamu pahami lho di goresan pena yang ini. Apakah Kalian juga ingin lihat dongeng bab satu, yuk simak Episode sebelumnya baca di sini.
Hye Ryeong menghasilkan kopi dan mendapatkan catatan ibu di meja. Ayah mengajaknya pulang padahal ibu masih pingin mengelola mereka. Hye Ryeong bahagia banget dan berterima kasih pada Ayah.
Sa Hyun mencari Song Won namun nggak ketemu. Akhirnya ia ke kantin bawah dan malah mendapati Song Won ada di sana. Ia duduk di sebelah dan memesan Sup tahu sutra. Ternyata Song Won juga memesan sajian yang sama. Ia menginformasikan kalo kemarin temannya tiba dan ia kekurangan daging.
Sa Hyun menyayangkan mereka yang tiba dengan tangan kosong. Song Won membantah dan memberitahu kalo mereka bawa tajil manis dan anggur. Sa Hyun menanyakan Song Won suka anggur? Song Won menginformasikan kalo optimal dua gelas. Sa Hyun terpikat dengan saus Song Won. Membuat sendiri? Song Won mengiyakan. Sa Hyun juga ingin menjadikannya dan menanyakan caranya.
Song Won menginformasikan kalo itu mudah. Menambahkan mayones atau buah sanggup buat rasanya lebih enak, namun saya suka rasa kuliner sehat. Sa Hyun minta diberitahu resepnya. Song Won menyaksikan cincin Sa Hyun dan menanyakan kalo mereka bukan pasangan selesai pekan?
Sa Hyun membenarkan dan memberitahu kalo istrinya bekerja. Song Won menawari Sa Hyun untuk menjajal saladnya. Sa Hyun merasa nggak yummy menghemat takaran Song Won. Song Won nggak duduk kasus alasannya merupakan beliau makan sup tahu juga. Ia kemudian minta piring sama pemilik kantin.
Sa Hyun berterima kasih dan pindah ke meja Song Won. Ia mengambil sumpit dan mulai mencicip. Rasanya segar. Sa Hyun menanyakan wilayah asal Song Won. Seoul. Sa Hyun sendiri lahir di Daejeon. Tapi tinggal di Seoul sejak SMA. Sejak kecil ia banyak makan sayur. Jadi, nyaris semua ia suka.
Song Won merasa Sa Hyun sungguh berlainan dengannya yang tidak mengecewakan pemilih dikala kecil. Sa Hyun merasa juga begitu. Apa saya terlihat pemilih? Tanya Song Won. Sa Hyun membantah. Maksudku, para keluarga kaya pemilih bila perihal makanan. Itu maksudku. Song Won tersenyum dan mengaku berkembang biasa saja.
Sa Hyun menanyakan Song Won berapa bersaudara? Ia memberitahu kalo ia punya satu abang laki-laki. Song Won juga punya abang laki-laki. Ternyata mereka sama-sama anak bungsu. Song Won memberitahu kalo ia nggak terlalu suka sayur. Tapi ia mulai memakannya demi kesehatan, dan mulai menyukainya.
Sa Hyun mengiyakan. Ia menyantap tomat dan mengajukan pertanyaan kalo mo Song Won mengupas kulit tomatnya? Song Won mengiyakan. Sa Hyun merasa kalo itu jauh lebih baik, ia juga suka teksturnya. Song Won merasa kalo istri Sa Hyun niscaya senang. Selera makannya sederhana. Sa Hyun membenarkan.
Makanan mereka datang. Sa Hyun menyaksikan kalo Song Won memesan nasi setengah porsi. Ia jadi merasa kalo harusnya makan setengah takaran juga. Song Won membuka epilog mangkok jadinya. Dia nyuruh Sa Hyun untuk makan. Ia akan makan secara perlahan-lahan alasannya merupakan panas. Ternyata Sa Hyun juga nggak sanggup makan kuliner panas. Apalagi santapan mangkuk itu sukar dingin.
Sambil nunggu Sa Hyun minta dikasih resep salahnya. Ia bahkan merencanakan ponselnya buat mencatat. Song Won menyuruhnya untuk mrmakai sayuran yang ada di rumahnya. Sa Hyun mencatat yang ada di sajian Song Won, alpukat, tomat…
Song Won nyuruh Sa Hyun untuk menyertakan paprika, arugula… . Bit juga bagus. Untuk sausnya… . Song Won menyaksikan kalo konsumen lain merasa terganggu. Ia kemudian bilang ke Sa Hyun kalo ia akan mengirimkannya melalui pesan nanti.
Sa Hyun mengiyakan dan menyimpan ponselnya. Tapi ia nggak bawa kartu nama. Song Won menaruh sumpitnya dan menyampaikan ponselnya pada Sa Hyun dan menyuruhnya untuk menulis nomornya. Sa Hyun menuliskannya kemudian mengembalikan ponsel Song Won. Ia memberitahu namanya Pan Sa Hyun.
Song Won menyimpan ponselnya dan mengonfirmasi kalo Sa Hyun sudah tahu namanya? Atau kau nggak ingat? Sa Hyun mengaku ingat dikala instruktur memanggilnya. Nama satu abjad Korea. Song Won mengiyakan.
Mereka mau lanjut makan. Sa Hyun bangun mengambil satu mangkok lagi dan memberinya pada Song Won.
Pi Young sudah merencanakan bekal buat Yu Sin dan memberikannya dikala Yu Sin sudah siap berangkat. Pi Young mengundang Ji a dan memberitahu kalo ayahnya berangkat kerja.
Sa Hyun merasa kalo kelihatannya mereka seumuran atau Song Won satu-dua tahun lebih bau tanah darinya. Ia memerintahkan Song Won untuk bicara senyamannya. Song Won memberitahu kalo ia sudah berumur. Sa Hyun menanyakan ia terlihat umur berapa?
Umur 20-an selesai atau 30-an awal. Jawab Song Won. Sa Hyun memberitahu kalo ia 32 tahun. Sambil makan Song Won memberitahu kalo mereka seumur kalo disertakan sepuluh tahun.
Sa Hyun nggak percaya. Jangan bercanda. Song Won membenarkan kalo ia sudah 42 tahun. Sa Hyun menanyakan rahasianya? Ih namun beliau masih nggak percaya dan berpikir kalo Song Won niscaya bohong. Song Won meyakinkan kalo itu benar. Untuk apa saya melebih-lebihkan?
Sa Hyun menanyakan apa ia mesti memanggilnya Songsaengnim? Apa kau guru masak? Song Won membantah. Song Won menyuruhnya untuk makan lagi kalo enggak supnya menjadi nggak yummy bila terlalu dingin. Sa Hyun mengiyakan dan malan lagi.
Song Won mengaku suka menjadi tua. Ia merasa dirinya berkembang dalam banyak aspek. Sa Hyun merasa kalo Song Won sungguh tenang. Kamu nggak hidup merugi, kan? Song Won memberitahu kalo orang tuanya juga bilang begitu. Lebih baik bila saya egois pada milikku. Bukankah lebih baik merugi dibandingkan dengan menyakiti?
Sa Hyun membenarkan. Tapi lebih gampang mengatakannya dibandingkan dengan melakukannya. Song Won pikir gampang kalau Sa Hyun menilai mudah. Sa Hyun termangu memandang Song Won. Ia merasa kalo Song Won menyerupai malaikat.
Mendadak Hye Ryeong nelpon. Katanya ada benjolan di langit-langit mulutnya. Ia takut kalo itu kanker dan nyuruh Sa Hyun untuk secepatnya pulang. Sa Hyun mengiyakan. Ia pamit pada Song Won dan pergi.
Ami gres bangun tidur. Yu Sin mengirimnya pesan. Pesan antar sarapan datang. Ami merasa bahagia dan eksklusif keluar. Tapi sayangnya Yu Sin nggak ada. Yang ada cuma bekal sama dermis di depan pintu. Ami mengambilnya dan membawanya masuk.
Yu Sin mengirim pesan. Sup pollack kering bagus untuk pengar dan tenteram di perut. Jangan basuh wadahnya. Aku ambil dikala makan malam.
Ami jalan ke beranda dan manggil Yu Sin yang masih di bawah. Yu Sin nyuruh Ami untuk masuk. Di luar dingin. Ami menyayangkan. Harusnya kau tekan bel. Yu Sin kalut Ami terkena flu dan menyuruhnya masuk dan nelpon dari dalam. Ami memberitahu kalo hari ini ia ada rapat dan gres pulang malam. Ia juga mau berbelanja kebutuhan.
Yu Sin memberitahu kalo perjanjian makan malamnya akan selesai pukul 20.00. Ami mengiyakan. Yu Sin menanyakan bagaimana perasaan Ami? Mual? Ami mengiyakan namun nggak papa. Yu Sin nyuruh Ami untuk cepat makan bekalnya. Ami berterima kasih.
Yu Sin merasa kalo kelihatannya tidak bermanfaat kemarin minum bir. Mereka justru sukar payah menghabiskan sebotol wiski. Ami mengaku bicara informal alasannya merupakan terharu. Yu Sin malah menampilkan untuk mrmbuatnya teeharu tiap hari.
Ami tertawa dengarnya. Yu Sin kemudian pamit.
Dongmi berdiri di luar kamar mandi dan mengundang ayah. Kamu mandi? Ayaj memberitahu kalo beliau buang air besar. Dongmi membatin kalo ayah cuma makan dan buang air besar. Ia memberitahu kalo keluarga Yu-sin mau tiba nanti malam. Ayah mengiyakan. Dongmi kembali ke kamarnya. Ia berharap ayah mati sambil buang angin.
Sa Hyun hingga rumah. Hye Ryeong menyuruhnya untuk menjilat langit-langit mulutnya. Ternyata Sa Hyun nggak punya. Hye Ryeong kian takut. Ia memberitahu kalo agak nanah di bersahabat uvula. Sa Hyun mengajak Hye Ryeong untuk periksa dahulu dan menyuruhnya untuk ganti baju.
Hye Ryeong menolak dan mau eksklusif ke tempat tinggal sakit. Sa Hyun kan anggota VIP, kan? Sa Hyun membantah dan memberitahu kalo ayahnya yang VIP. Hye Ryeong nyuruh Sa Hyun untuk nelpon ayahnya. Sa Hyun nggak mau. Kamu mau menghasilkan beliau cemas? Hye Ryeong membenarkan kalo ayah memang mesti cemas.
Ibu Pi Young nelpon Pi Young namun malah dimatikan. Setelah nelpon yang kedua barulah Pi Young menjawabnya. Duh Pi Young ngomongnya bergairah banget sama ibunya. Padahal ibu cuma ingin tahu kabarnya dan keluarganya.
Pi Young mengajak Ji a mengunjungi rumah kakeknya. Ia menjinjing banyak materi belanjaan alasannya merupakan mereka akan memasak.
Kakek datang. Ji a memberi hormat dengan membungkuk. Kakek menanyakan kenapa Ji a memberi hormat dengan membungkuk? Ji memberitahu kalo kakek yang paling tua. Kakek meluk Ji a dan memberitahu kalo orang yang paling bau tanah ini merupakan kakeknya.
Hyang Ki dan Wu Ram sedang mengepel lantai bersama. Hyang Ki nyuruh Wu Ram untuk membersihkan dengan benar, jangan asal-asalan. Wu Ram merasa kalo kiprah belum dewasa semestinya cuma belajar. Hyang Ki membantah. Kata siapa? Memang kau peringkat satu kalo mencar ilmu saja?
Wu Ram mengaku sudah melaksanakan yang terbaik. Hyang Ki memerintahkan Wu Ram untuk membayangkan kalo nggak ada Ayah dan Ibu. Apa kuliner masuk lisan dengan sendirinya atau baju menjadi higienis bila cuma belajar? Jangan mau enaknya saja. Kamu bukan belum dewasa lagi. Wu Ram pikir murid SD masih tergolong anak-anak.
Hyang Ki tersenyum dan nyuruh Wu Ram untuk menyaksikan punggungnya. Wu Ram merasa kalo ia tergolong kecil. Ada anak yang tingginya 160 cm lebih. Hyang Ki menekankan kalo yang ia maksud bukan tinggi badan. Tapi bentuk badan.
Wu Ram merasa kalo Hyang Ki membencinya. Ia senantiasa menyuruhnya kalau tak ada Ayah dan Ibu. Kadang ia merasa menyerupai pelayannya. Hyang Ki menanyakan apa Wu Ram menyisir rambut dan mengelap sepatunya? Ia memberitahu kalo ia juga bersih-bersih. Ia yang bersihkan empat kamar, dapur, dan ruang tengah sendiri? Ia juga mesti melipat baju. Padahal itu sungguh merepotkan. Dan kenapa ia membencinya?
Wu Ram merasa kalo ayah dan ibu cuma menyayanginya. Hyang Ki membenarkan. Kalo pun cinta mereka padaku
dan padamu sama, niscaya ada yang berbeda. Anak bungsu, anak yang terlambat lahir, dan sifatmu baik. Tapi agak pemalas. Wu Ram heran alasannya merupakan Hyang Ki nggak kesal. H
Hyang Ki membantah. Wu Ram pikir alasannya merupakan kakaknya menyerupai malaikat. Hyang Ki memberitahu kalo bergotong-royong ia menyayanginya alasannya merupakan Wu Ram manis. Sering menakjubkan dan membanggakan. Kau tidak mengecewakan bijak meski anak bungsu. Ia kemudian menanyakan menurut Wu Ram ia bagaimana? Ia kemudian menyalakan lampu.
Wu Ram juga nggak sanggup hidup tanpa kakaknya. Ia meminta mudah-mudahan Hyang Ki jangan berganti meski sudah menikah. Hyang Ki memberitahu kalo perempuan nggak berubah. Wu Ram nggak sependapat alasannya merupakan abang temannya berubah. Kakaknya yang paling bau tanah berumur 26 tahun. Dia mengambil semua barang bagus di rumah dikala menikah.
Pi Young mengolah masakan bareng Dongmi sementara Ji a bercanda dengan kakeknya. Pi Young menjinjing ayam alasannya merupakan ingin masak sup ayam pedas pakai resepnya Dongmi.
Dongmi memberitahu kalo Yu Sin habis makan ity kemarin. Pi Young memberitahu kalo Yu Sin ada perjanjian jadi nggak sanggup tiba hari ini. Dongmi menyerupai kecewa. Ia bahkan nggak mau ngasih resepnya ke Pi Young. Saat memasukkan bumbu juga cuma kira-kira dan bahkan terkesan menyerupai asal memasukkan. Dalam hati Pi Young hingga membatin kalo mertuanya memang nggak bermaksud untuk mengajarinya.
Sa Hyun bersiap untuk pulang ngantor. Ia gres ingat kalo ia lupa mengeluarkan duit sup tahu surganya tadi pagi. Ia kemudian mencari kontak Song Won dan mau memakainya Song Won. Ah nggak jadi, nona Song Won. Ia meminta maaf alasannya merupakan lupa mengeluarkan duit makanannya dan prospektif akan mentraktir Song Won besok.
Sampai di dalam lift, Song Won belum juga membalasnya. Tapi Sa Hyun percaya kalo Song Won mengetahui keteledorannya.
Masakan Pi Young dan Dongmi sudah jadi. Tapi nggak tahu kenapa rasanya nggak seenak yang kemarin. Ayah bahkan hingga merasakan perbedaannya. Dongmi berargumentasi kalo beliau nggak sanggup menghasilkan kuliner yang serupa enaknya dua kali. Ayah
Dongmi minta Ji a untuk bermalam dan prospektif akan mengolah masakan kuliner yang yummy besok. Ji a merasa kalo itu juga enak. Lagi pula ia nggak sanggup tidur kalo nggak di kamarnya. Kakek mengingatkan kalo dikala berlibur dahulu Jo a cuma tidur. Ji a tersenyum membenarkan.
Ayah pikir Pi Young niscaya kesal alasannya merupakan rumah di Amerika dijual. Pi Young membenarkan. Tapi mau gimana lagi, sayang sekali mengeluarkan duit pajak rumah kosong.
Dongmi merasakan masakannya dan merasa kalo itu beneran gagal. Ia mengambilnya dan bilang akan membumbuinya lagi besok. Sementara itu ia menghidangkan kuliner yang lain yang ia masak sendiri.
Sa Hyun sudah hingga rumah dan mau menyikat gigi. Hye Ryeong mengirim pesan kalo beliau ada konferensi setelah siaran dan nyuruh Sa Hyun untuk tidur duluan. Sa Hyun mengiyakan. Tapi ia masih ingin tau kenapa Song Won nggak membalas pesannya. Apa beliau marah? Ia merasa kalo Song Won bukan orang yang menyerupai itu. Ia kemudian menelponnya namun nomornya mati.
Ji a bareng dengan kakek dan neneknya sementara Pi Young di dapur dan memasukkan kuliner ayam ke dalam wadah.
Yu Sin naik kendaraan beroda empat dan mengirim pesan kalo beliau berangkat sekarang.
Pi Young bersiap untuk pulang dan pamitan sama mertuanya. Ia menjinjing banyak buah sebelum menjadi nggak segar. Ia pikir ayah juga mesti istirahat alasannya merupakan kalo Ji a tiba senantiasa menyedot energinya. Ji a menanyakan apa ia rubah berekor 9? Penyedia jiwa?
Ayah tertawa mendengarnya. Ia merasa kalo anak perempuan memang beda. Ayahnya cuma bicara sedikit dulu. Dongmi memberitahu kalo Yu Sin nggak begitu padanya. Dia banyak dongeng kalo dengannya. Ia pikir ayah nggak punya waktu untuk berbincang-bincang alasannya merupakan terlalu sibuk.
Ayah bersyukur Dongmi mengelola seluruhnya jadi ia cuma perlu mengelola rumah sakit. Ji a dan Pi Young berlangsung pulang. Dongmi mengajak mereka ke tempat saya sebelum animo cuek berakhir. Ji a bahagia namun Pi Young nggak sanggup ikut alasannya merupakan ada jadwal baru.
Dongmi nggak papa. Ia sanggup pergi dengan Yu Sin dan ji a aja. Yu Sin sanggup mengelola Ji a sendiri. Ji-a sudah besar.
Yu Sin merencanakan suatu kotak dan menaruhnya di dingklik belakang.
Dongmi memamg nggak bermaksud untuk nengajari Pi Young. Ia bahkan menyebutnya rubah. Ia kembali ke dapur dan mendapati kalo sup ayam pedasmya sudah nggak ada. Ia kemudian membayangkan Pi Young memberikannya pada Yu Sin dan Yu Sin nggak menyukainya.
Ia kemudian kembali dan menelpon Pi Young. Pi Young yang sedang di jalan menyampaikan ponselnya pada Ji a dan menyuruhnya untuk bilang ke nenek kalo beliau sedang menyetir.
Ji a nelpon Dongmi balik. Dongmi sudah mau memarahinya namun nggak jadi dikala tahu Ji a yang nelpon. Ia nyuruh Ji a untuk bilang ke ibunya mudah-mudahan nelpon nenek sesampainya di rumah.
Ayah menghampiri ibu yang belum juga tidur. Dongmi nyuruh ayah untuk tidur duluan, ia masih mau membersihkan dapur. Ayah pikir sudah ada ahjumma, ngapain Dingmi masih melakukannya? Sambil senyum Dongmi ngasih tahu kalo tugasnya dan kiprah ahjumma itu beda.
Yu Sin mengunjungi apartemen Ami untuk mengambil kotak bekalnya. Seperti yang Yu Sin minta, Ami nggak mencucinya. Selain itu ia juga nggak punya sabun cuci. Ia memberitahu kalo ia sukar merubah isyarat pintunya. Ia mencari di internet dan mengubahnya sendiri.
Ami merasa kalo Yu Sin cuek padanya. Ia mengambil kotak bekalnya dan mau eksklusif pulang. Ami berupaya untuk menahannya dengan bilang kalo beliau nggak ingin merepotkannya. Ia nggak mau ada salah paham.
Sikap Yu Sin tetap sama. Akhirnya Ami ngasih tahu kako isyarat pintunya merupakan plat nomor kendaraan beroda empat Yu Sin. Yu Sin menampilkan mudah-mudahan Ami mengantarnya. Jangan berdiri di beranda. Ami eksklusif mengiyakan dan bersiap. Yu Sin menunggunya di lift.
Keduanya naik lift bersama. Yu Sin menanyakan apa Ami sudah makan? Ami mengiyakan. Ia makan bareng Gyeong-hui, putri sobat Ayah. Dia mengajarinya banyak hal hari ini. Besok saya ke Amerika. Yu Sin kayak kaget.
Sesampainya di luar Yu Sin menyayangkan mereka yang gres aja ketemu sudah mesti pisahan. Ia menanyakan kapan Ami kembali? Ami menjawab Selasa depan.
Yu Sin mengajaknya untuk berjalan-jalan setelah ia menaruh kotak bekal. Ami pikir istri Yu Sin tahu tentangnya alasannya merupakan ia menyantap bekal makan siangnya. Yu Sin membantah. Istrinya nggak tahu. Makanan bukan hal untuk diributkan. Makan saja yang ada. Itu kesopanan dan menghargai yang memasak.
Ami berterima kasih atas makanannya. Untuk Yu Sin dan istrinya yang ia nggak tahu wajahnya. Beratnya perutnya menjadi lebih baik. Yu Sin memberitahu kalo istrinya orang baik. Dia niscaya gemar memberi makan gadis muda malang. Ami tertawa. Ini kali pertama ia disebut malang.
Sendirian ke Korea yang cuek dan mesti berhasil dalam bekerja. Yu Sin pikir Ami niscaya terpukul. Sepertinya ia nggak tahu artinya. Ami kengaku tahu alasannya merupakan Kakek dan nenekku berasal dari Honam.
Yu Sin menaruh kotak makannya di mobil. Ia menanyakan apa Ami akan membelikannya oleh-oleh? Ami menanyakan apa yang Yu Sin inginkan?
“Saram!”
Ami tertawa. Pria apa wanita? Yu Sin minta keduanya. Ia mengaku juga terkenal di kelompok pria. Senior dan juniorku menyukainya. Ami bermaksud untuk membelikannya boneka alasannya merupakan nggak sanggup membelikannya seseorang.
Keduanya kembali mau berlangsung namun secara tiba-tiba Ami mau jatuh. Beruntung Yu Sin menangkapnya. Ami memakai hak alasannya merupakan nggak mau kalah tinggi sama Yu Sin. Yu Sin tertawa mendengarnya. Ia memuji kalo Ami sukar bersusah payah dan menyampaikan lengannya. Ami sanggup menghadangnya mudah-mudahan nggak terjatuh lagi.
Keduanya kembali berlangsung sambil mengobrol. Ami mengaku menyaksikan kalo orang Korea banyak makan. Ia merasa sanggup gemuk kalo salah hidup di Seoul. Yu Sin menyinggung kalo Ami mauikut Pilates.
Ami malah lebih terpikat dengan berkuda. Ia menanyakan tempat berkuda Yu Sin jauh? Yu Sin memberitahu kalo tempatnya di Bundang. 30 menit kalo nggak macet. Ami ingin menyaksikan Yu Sin berkuda. Pasti keren. Yu Sin menyuruhnya untuk berbelanja celana berkudanya di Amerika. Di sana lebih murah. Ami mengiyakan.
Mereka kemudian merasakan aroma ubi bakar. Ternyata Ami belum pernah memakannya. Yu Sin membelikannya untuk Ami. Ami merasa kalo aromanya unik. Yu Sin memberitahu kalo orang Korea menyebutnya khas.
Ami mengaku suka animo cuek di Seoul, ubi yang kali pertama kumakan, dan berjalan-jalan dengannya. Yu Sin menawan hati Ami dengan bilang kalo ia berbelanja ibu untuk dirinya sendiri. Ami ngambek dan eksklusif melepaskan tangannya. Yu Sin tertawa kemudian merangkulnya.
Keduanya makan bareng sambil duduk alasannya merupakan Ami nggak mau memakannya di rumah. Yu Sin yang mengupasnya untuk Ami alasannya merupakan nggak mau kuku Ami jadi hitam. Ia menaruh kulit ubi di dekatnya. Katanya untuk tajil kucing liar.
Ami pikir itu kesukaan tikus dan bukan tajil kucing. Yu Sin memberitahu kalo di Korea nyaris nggak ada tikus. Kalo di New York banyak. Ami merasa kalo Yu Sin manis. Ia percaya kalo Yu Sin niscaya suami dan ayah yang baik.
Yu Sin memberitahu kalo mereka jarang mengeluh. Apa semua lelaki Korea sepertimu? Tanya Ami. Yu Sin mengingatkan kalo Ami sudah sering menonton drama. Ami memberitahu kalo di drama yang ia tinton sering timbul lelaki jahat.
Merasa Ami sudah banyak mendengar ceritanya, kali ini Yu Sin ingin mendengar dongeng Ami juga. Ami belum punya pacar. Kalo ada beliau nggak akan sendiri. Umur berapa kau punya hubungan serius? Tanya Yu Sin. Ami malah belum pernah ada hubungan yang serius. Ia belum pernah pacaran serius dan suka pada orang yang tepat. Nggak ada yang berarti.
Ami kemudian kembali membicarakan ibu tiri Yu Sin. Bagi Yu Sin beliau merupakan perempuan yang paling elok dikala ia masih anak-anak. Seperti malaikat. Bahkan kini masih cantik. Ami menanyakan perasaan Yu Sin pada ibunya sekarang.
Yu Sin memberitahu kalo baginya beliau menyerupai sobat dan kakak. Ia memanggilnya Bu Kim. Ami menanyakan perasaan ibu tiri Yu Sin pada Yu Sin. Yu Sin sendiri merasa percaya kalo beliau sama dengannya. Ia menyerupai anak yang sanggup diandalkan, adik laki-laki, atau si bungsu yang nakal. Dan yang terpenting, puluhan tahun berlalu pun beliau tetap sama. Dia senantiasa menyimak ceritaku dan nggak pernah merasa terganggu.
Kamu pernah berpikir mau menikahinya setelah dewasa? Tanya Ami. Yu Sin memberitahu kalo beliau menikah dengan ayahnya dua tahun setelah ibuku meninggal. Aku nggak tahu alasannya merupakan masih kecil. Tapi kurasa mereka sudah saling menggemari sejak ibuku masih hidup.
Yu Sin selesai mengupas ubi dan memberikannya pada Ami. Ami memakannya dan rasanya enak. Yu Sin sendiri nggak makan. Katanya ia kenyang alasannya merupakan menyantap semua sajian tadi. Mereka kemudian membicarakan perihal Ami yang hendak kembali lagi apa enggak. Yu Sin harap, di Korea atau Amerika, Ami mesti hidup melaksanakan keinginannya.
Yu Sin mengambil ubi Ami dan menyudahi makannya. Makan tanpa minum sanggup menghasilkan nya sembelit. Ami mengajak Yu Sin untuk mencuci tangan di rumahnya namun Yu Sin menolak. Ada tisu lembap di mobilnya.
Sesampainya di mobil, Yu Sin nyuruh Ami masuk alasannya merupakan di luar dingin. Setelah Ami masuk mobil, ia kemudian memberinya kotak yang ia siapkan tadi dan nyuruh Ami untuk menebak isinya. Ia bahkan nggak membolehkan Ami untuk keluar kalo belum menebak dengan benar.
Ami mulai menebak, kukis, cokelat, permen, kue, roti. Nggak ada yang benar. Yu Sin menyuruhnya untuk memakai sabuk pengamannya namun Ami nggak dengar alasannya merupakan masih memikirkannya. Akhirnya Yu Sin yang memakaikannya.
Mobil mulai berjalan. Ami mau menebak dari baunya.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar