Tentangsinopsis.com – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 9 Part 1, Pastikan jika ingin lihat daftarnya ada di goresan pena yang ini lho. Selain itu Kalian sanggup mengenali pribadi dongeng kemudian lewat link Episode sebelumnya baca di sini.
Pertamanya kita dibawa untuk flash back ke insiden selama 8 episode kemarin. Hmm panjang dan duka juga melelahkan. Kadang suka nangis kalo lihat flash back. Makara keingetan perjalanan sendiri selama nyinop. Nggak kerasa 8 episode, 4 pekan sudah berlalu.
Song Won, Ami dan Gabin berada di bandara. Mereka akan pergi ke Jeju. Ketiganya membicarakan wacana kuliner dan kelihatannya seru banget.
Yu Sin gres tiba dan duduk di belakang mereka. Saatnya masuk pesawat. Ketiganya berdiri dan mengantri. Begitu juga dengan Yu Sin.
Di pesawat Ami duduk dengan Gabin sedangkan Song Won duduk sendiri. Tempat duduk Yu Sin ternyata ada di depan Ami dan Gabin.
Saat simpulan meletakkan koper dan melepas mantel, secara nggak sengaja ia menyaksikan Ami. Mau pergi ke Jeju? Ami dengan canggung mengiyakan. Ia menampilkan temannya dan mengenalkan Yu Sin selaku dokter penanggung jawabnya.
Tapi kelihatannya lebih dari itu. Yu Sin kemudian duduk. Dan sehabis menyaksikan ke belakang ia menghela nafas. Di tangannya…nggak ada cincinnya.
10 BULAN LALU
BANDARA LOS ANGELES
Yu Sin sedang ada di pesawat. Di sebelahnya ada Ami. Ami meminta minuman pada pramugari dan sewaktu ia mau minum Yu Sin kebetulan juga mengambil gelasnya.
Di rumah Pi Young membangunkan Ji a alasannya merupakan ayahnya akan pulang hari ini. Ji a bangun dan berharap banget ayahnya membelikannya hadiah.
Pi Young mengingatkan kalo ayahnya cuma pergi selama 5 hari saja. Ji a kemudian menyaksikan baju yang ibunya siapkan. Aku pakai baju itu? Tanya Ji a beliau menyerupai nggak suka. Seperti tuan putri saja. Pi Young membantahnya. Kamu nggak akan sanggup memakainya sewaktu besar nanti.
Pi Young keluar dan Ji a kembali tidur. Pi Young kembali membuka pintu dan nyuruh Ji a untuk bangun. Ji a menanyakan hidangan hari ini. Muesli. Jawab Pi Young. Ji a mengeluhkan nggak pernah makan kuliner Korea sejak ayahnya pergi.
Pi Young memberitahu kalo Muesli bagus untuk tubuh dan tak membuatmu gemuk. Ji a memberitahu kalo ia pecinta nasi. Pi Young nyuruh Ji a untuk makan sepuasnya nanti malam alasannya merupakan ia mengolah makanan semur iga.
Di pesawat Yu Sin nggak makan malam dan juga sarapan sedang Ami memesan steik untuk makan malam dan untuk sarapan ia memesan Omelet. Selain itu Ami juga meminta segelas anggur. Yu Sin juga.
Di rumah Dongmi sedang menonton siaran dokter oriental. Apakah ada yang mengidap diabetes di sini? Tanya pak dokter. Beberapa penonton mengangkat tangannya.
Hal ini umumnya terabaikan. Orang-orang tidak tahu kesungguhan meningkatnya gula darah sehabis makan. Jika dijumlah dua jam sehabis sarapan semangkuk nasi, maka kesudahannya sekitar 155 mg per dL. Meski gangguan toleransi glukosa ini masih kondusif alasannya merupakan belum tergolong diabetes… . Tapi sewaktu makan karbohidrat menyerupai roti, mi, kuliner ringan manis beras, dan ubi, atau minum jus jeruk dan buah, sebelum gula darah turun oleh insulin dalam waktu 30 menit hingga satu jam, kadar gula darah umumnya naik di atas 200 mg per dL. Meskipun secara lazim pembuluh darah rusak pada sekitar 200 mg per dL, namun kerusakan pembuluh darah sanggup terjadi mulai dari 140 mg per dL, tergantung kesehatan tiap orang. Jika kerusakan terjadi tiap hari sewaktu makan dalam rentang waktu lama, pembuluh darah jantung sanggup rusak dan mengakibatkan serangan jantung. Orang-orang banyak menduga ini merupakan penyakit jantung, namun bersamaan diabetes.
Para penonton terkejut dengan klarifikasi pak dokter. Ayah Yu Sin tiba dan Dongmi tergesa-gesa mematikan tv-nya. Ayah duduk di bersahabat Dongmi dan mengajaknya untuk ke Amerika juga bareng Yu Sin.
Ibu cuma tertawa. Dia cuma pergi lima hari. Kanu akan mengalami mabuk pascaterbang. Kalau saya nggak masalah. Ih dah kelihatan genitnya ibu tiri🙊.
Ayah pikir itulah masalahnya dengan Amerika, terlalu jauh.
Mau makan kalguksu produksi tangan untuk makan siang? Tanya Dongmi. Ayah mengiyakan alasannya merupakan Dongmi mau membuatkannya sendiri. Dongmi berdiri dan menyampaikan Kaljebi, variasi sujebi dan kalguksu.
Ahjumma datang. Dongmi menyuruhnya untuk berbelanja tepung di toko terdekat.
Ami dan Yu Sin sama-sama menikmati anggur mereka. Sambil meminum anggurnya Ami terus saja menyaksikan ke arah Yu Sin.
Sebelumnya sewaktu mengambil makanan. Yu Sin mau mengambil roti lapis juga. Kebetulan tinggal 2. Ami terus melihatnya sewaktu mau mengambil. Berpikir kalo Ami juga mau mengambilnya maka Yu Sin membatalkan niatnya untyk mengambilnya.
Dan sehabis Yu Sin pergi, Ami pribadi mengambil keduanya.
Mereka makan bersebelahan namun nggak saling sapa.
Ami tersenyum ingat itu. Pramugari kemudian tiba membawakan handuk untuk keduanya.
Sa Hyun gres bangun tidur. Ia pribadi berbalik dan meluk Hye Ryeong. Pagi yang indah. Hye Ryeong merasa sudah usang nggak tidur nyenyak. Sa Hyun membenarkan. Bagaimana jika kau banyak pekerjaan dalam satu atau dua bulan? Tanya Hye Ryeong. Orang-orang rela melaksanakan apa pun sewaktu putus asa. Sa Hyun ngasih tahu kalo Gwan-hui nggak akan begitu.
Hye Ryeong mengingatkan kalo nggak peduli seberapa bersahabat kalian, kini beliau presdir firma hukum. Laba jerih payah lebih penting ketimbang korelasi pertemanan. Mungkin itu argumentasi beliau merekrutmu.
Sa Hyun memberitahu kalo ia butuh memperluas pengalaman dan korelasi untuk mendirikan firma aturan sendiri. Ia mau mempererat pelukannya namun Hye Ryeong malah mendorongnya. Sa Hyun nggak terima. Kenapa?
Kamu nggak merasa berat? Bagaimana perutmu ini? Tanya Hye Ryeong sambil menunjuk perut suaminya. Sa Hyun merasa kalo Itu lumayan. Hye Ryeong memberitahu kalo ukurannya nggak boleh lebih ketimbang 30. Sa Hyun merasa nggak sanggup secara beliau bukan model.
Hye Ryeong ngasih tahu kalo kini Sa Hyun punya waktu untuk berolahraga. Tapi Sa Hyun bilang beliau nggak punya waktu untuk itu alasannya merupakan pribadi pulang sehabis kerja.
Lantas, apa saya menunggumu di rumah? Apa kau semalas itu? Tanya Hye Ryeong. Sa Hyun kembali tiduran dan minta Hye Ryeong untuk membiarkannya beristirahat. Sejak SD… nggak, bahkan sejak TK. Aku nggak pernah punya waktu luang.
Hye Ryeong membenarkan kalo istirahat itu bagus, namun perutmu akan membesar. Aku menyerupai menikahi lelaki tua. Jagalah penampilanmu. Sa Hyun bangun. Ia pikir semestinya Hye Ryeong yang mempertahankan penampilan. Aku bukan selebritas atau model. Para klien nggak mau pengacara lelaki yang berpenampilan cantik.
Hye Ryeong menanyakan tujuannya Sa Hyun akan terlihat tajam dan cerdas. Sa Hyun mengaku juga nggak mau menjadi gemuk. Pengacara lebih bagus jika terlihat tepercaya. Hye Ryeong memberitahu kalo Sa Hyun sanggup terlihat tepercaya sehabis mendirikan firma hukum. Semua pengacara berhasil di drama Amerika langsing dan berotot.
Sa Hyun memberitahu kalo itu cuma di drama, bukan di dunia nyata. Hye Ryeong kekeuh nggak mau punya suami yang berperut buncit. Bukan cuma aku, sebagian besar perempuan nggak suka itu. Sa Hyun meeasa malas. Hye Ryeong menyuruhnya untuk mulai dari sekarang. Kalau terlewat masanya, kau mesti berolahraga tiga hingga empat jam.
Biarkan saya hidup lebih sering bersamamu. Hidup akur dan mesra. Karena itu saya menikahimu. Pinta Sa Hyun.
Hye Ryeong beropini kalo ingin hidup menyerupai itu, performa dalam penting, namun performa luar juga penting. Kamu suka pinggangku nggak berupa atau lenganku bergelambir? Kamu ingin memeluknya?
Sa Hyun mengiyakan. Aku juga akan menyukaimu sekalipun kau menggemuk. Ia mau memeluk Hye Ryeong lagi namun Hye Ryeong kembali mendorongnya. Ia percaya kalo Sa Hyun niscaya nggak akan suka kalo ia gemuk. Sa Hyun membantahnya. Ia menekankan kalo ia nggak menikahi Hye Ryeong alasannya merupakan penampilan. Hye Ryeong pikir Sa Hyun sanggup ngomong begitu sekarang. Ia melarangnya untuk bicara informal padanya.
Kamu ingin diperlakukan lebih renta setahun dariku? Tanya Sa Hyun. Hye Ryeong kesal. Kamu pikir saya suka cara bicaramu tadi? Sa Hyun meminta Hye Ryeong untuk memanggilnya secara hormat, maka saya juga akan menghormatimu.
Ih Hye Ryeong kesal dan berbalik. Nuna! Sa Hyun menggodanya dan mengelitiknya sambil memanggilnya manja. Nunaaaa!!! Dia minta Hye Ryeong untuk memanggilnya Oppa. Lah Hye Ryeong malah memanggilnya orabeoni. Sa Hyun yang gemas pribadi menggelitikinya. Hye Ryeong nyerah dan memanggilnya Oppa.
Sa Hyun meminta biar Hye Ryeong jangan mengubah panggilan mereka.
Hye Ryeong bangun dan turun dari daerah tidur. Ia akan mendaftarkan Sa Hyun ke pusar kebugaran. Sa Hyun mengajaknya untuk melakukannya bareng namun Hye Ryeong menolak. Ia cukup bermain drum saja. Ia nyuruh Sa Hyun untuk secepatnya bangun untyk berjalan-jalan atau bersepeda. Lah Sa Hyun malah memukau selimutnya lagi dan bilang mau tidur lagi. Katanya ia sanggup tidur beberapa hari lagi.
Toilet sedang kosong. Kebanyakan penumpang sedang tidur. Ami berdiri dan mau ke toilet namun kaki Yu Sin membatasi jalannya. Ia mengangkat kakinya dan mau melewatinya namun tahu-tahu Yu Sin menggerakkan kakinya. Ami yang terkejut saat itu juga jatuh.
Yu Sin bangun dan meminta maaf alasannya merupakan menjadikannya terjatuh. Ia menanyakan leadaan Ami. Ami memukau celananya. Kaki dan tangannya lecet akhir jatuh tadi.
Pramuhari tiba dan menanyakan yang terjadi. Yu Sin memberitahu kalo Ami jatuh alasannya merupakan tersandung kakinya. Ami meminta salep dan plester pada pramugari.
Yu Sin membantunya kembali ke kursinya sementara pramugari mengambilkan obat dan plester.
Ami mengaku sudah berhati-hati. Pengaturan temponya buruk. Yu Sin menanyakan pinggangnya barangkali terkilir. Ami menggerakkan tubuhnya dan mengaku nggak papa.
Pramugari tiba dan mengobati lutut Ami yang terluka. Setelah simpulan pramugari menyampaikan untuk membawakan air putih namun Ami menolak.
Yu Sin menyampaikan untuk tukar daerah duduk dengannya alasannya merupakan lainnya sudah penuh. Ami menolak kemudian pergi ke toilet.
Sa Hyun simpulan mandi dan memakai baju. Ia keluar dan mencari Hye Ryeong namun nggak ada. Saat mau makan malah nggak ada nasi. Akhirnya ia cuma minum susu pribadi dari botolnya.
Hye Ryeong berjumpa dan makan bareng Shi Eun dan Pi Young. Hye Ryeong berterima kasih pada Shi Eun alasannya merupakan sudah mau bergabung. Shi Eun meminta Hye Ryeong untuk bilang kalo naskahnya nggak cocok dengan gayanya. Pi Young membantahnya. Justru naskahnya sungguh baik hingga sanggup dibacakan natural.
Hye Ryeong juga suka dengan judulnya. Ia sudah memikirkannya namun nggak nemu judul yang cocok. Pi Young nyuruh Hye Ryeong untuk mentraktir Shi Eun. Hye Ryeong mengiyakan. Kapan aja.
Ami kembali dari toilet. Yu Sin kembali menanyakan apa ada memar? Ami membantah. Ia pikir Yu Sin juga niscaya terkejut. Yu Sin membenarkan. Ia mengaku kalut Ami terluka parah. Ami menyaksikan jam tangannya. Yu Sin memberitahu kalo masih 5 jam lagi. Ia menanyakan apa toiletnya luas? Ami mengiyakan. Giliran Yu Sin berdiri dan pergi ke toilet.
Sa Hyun makan di luar sambil searching PUSAT KEBUGARAN SEOCHO-DONG. Ia memesan Bulgogi panas. Seorang lelaki di meja sebelah memakai busana olahraga dan penampilannya bagus. Sa Hyun melirik-lirik ke arahnya.
Makanan Sa Hyun datang. Ia menyertakan saus kemudian mengaduknya. Pria itu menyaksikan kuliner Sa Hyun dan kayak merasa nggak sesuai dengan seleranya. Sa Hyun mengajak lelaki itu bicara dan menanyakan apa ia tekun berolahraga? Pria itu mengiyakan. Sa Hyun menanyakan tempatnya dan menganggap kalo badannya sungguh bagus.
“Di River Park Fitness”
Ia memberitahu kalo pelatihnya juga penting. Kamu sanggup terluka jika mencar ilmu dari instruktur pemula.
Bisakah kanu mengusulkan instruktur yang bagus? Tanya Sa Hyun ke lelaki itu.
Yu Sin kembali ke kursinya namun Ami nggak ada.
Ternyata Ami sedang mau makan. Yu Sin memesan gin dan tonik. Ia kemudian memandang Ami dan kembali menanyakan apa beliau nggak papa? Nggak ada yang cedera? Ami mengiyakan. Ia juga merasa nggak lezat alasannya merupakan tidurnya Yu Sin juga niscaya terusik alasannya merupakan dirinya.
Sambil senyum Yu Sin ngasih tahu kalo beliau sudah cukup tidur. Mulai kini mesti tetap bangun untuk pembiasaan zona waktu. Ami mengambil beberapa kuliner kemudian duduk dan menyantapnya.
Apa kau gyopo? Tanya Yu Sin yang duduk di samping Ami. Ami kaget. Gimana ia sanggup tahu? Sambil minum minumannya Yu Sin menanggapinya dengan santai. Tahu aja. Am8 menanyakan apa Korea sungguh dingin?
Yu Sin menyampaikan dan menanyakan apa Ami nggak tahan dingin? Ami membenarkan dan memberitahu kalo ia tinggal di LA.
“Sejak umur berapa?”
“Empat tahun.”
Tapi bahasa Korea-mu bagus. Pelafalannya juga jelas. Ami memberitahu kalo itu alasannya merupakan ia orang Korea. Orang tuaku membuatku memakai bahasa Korea di rumah.
Kamu sering ke Korea? Tanya Yu Sin. Ami memberitahu kalo ini kedua kalinya. Nenekku sudah meninggal dan nggak punya saudara. Yu Sin menyaksikan sepiring apel di atas meja.
Pernah berlibur ke mana saja dan daerah mana yang kau sukai? Tanya Yu Sin lagi. Ami memberitahu kalo kurang lebih 10 negara dan daerah yang ia senangi merupakan Provence. Ih jni kok pak dokter terus menyaksikan apel ya? Yu Sin merasa kalo Provence bagus. Beberapa tahun kemudian saya ke Swiss dan naik kereta. Kereta dengan dingklik berhadapan. Anak lelaki belasan tahun mengeluarkan apel dan mulai memakannya. Dia makan tanpa bersuara sama sekali. Dia nggak ingin saya terganggu.
Kenapa? Tanya Ami.
Yu Sin melanjutkan ceritanya. Karena takut bersuara, beliau mengunyahnya dengan pelan. Jujur, saya nggak perkara jika cuma bunyi mengunyah apel.
Ami kemudian berdiri dan mengambil sebutir apel. Ia memakannya di sebelah Yu Sin dengan tanpa suara. Persis menyerupai anak yang Yu Sin ceritakan tadi. Yu Sin melihatnya dan terdiam. Ia berdiri dan mengambil apel juga kemudian memakannya. Tapi ia nggak sanggup melakukannya menyerupai yang Ami lakukan. Ia aja hingga heran. Bagaimana kau melakukannya? Air liurmu dari asam? Ami memberitahu kalo itu kebiasaannya dari kecil.
Kamu nggak merasa itu merepotkan? Tanya Yu Sin penasaran. Ami membantahnya. Enggak sama sekali. Justru saya nggak sanggup makan dengan bersuara. Kamu makanlah senyamannya. Yu Sin melanjutkan makannya. Ih kok beliau malah konsentrasi sama bibirnya Ami???
Tiba-tiba Yu Sin mendekat dan mencium Ami lama. Eh itu cuman hadapannya aja ternyata🙈 kirain beneran.
Habis itu ada satu keluarga yang tiba dengan dua anak mereka.
Sa Hyun tiba ke sentra kebugaran dan mencari Pelatih Kang Jun. Pada resepsionis ia mengaku tiba atas rekomendasinya.
Ia kemudian pergi ke sana dan menyaksikan Song Won yang sedang berlatih. Ih kok matanya malah konsentrasi ke bab p#nt#t???
Pi Young gres pulang dari belanja. Ia mengeluarkan belanjaamnya dan serasa nggak sabar menanti suami pulang.
Ibu Pi Young sedang berjemur. Seseorang membawakan minuman untuknya. Ia menghela nafas berat seakan menanggung masalah.
Yu Sin kembali ke kursinya dan menyaksikan Ami sedang tidur. Rupanya beliau sedang nggak lezat tubuh dan bahkan menolak sarapan. Pada Yu Sin ia mengaku kalo perutnya sakit.
Kamu merasa masbodoh dan kembung? Tanya Yu Sin. Ami mengiyakan. Yu Sin memberitahu kalo gangguan pencernaan secara tiba-tiba nggak mempan pakai obat. Lebih baik muntahkan. Ami merasa kalo nggak separah itu.
Yu Sin nyuruh Ami untuk mengulurkan tangannya. Ia memberitahu kalo ia akan menyampaikan santunan darurat dan Ami akan secepatnya baik. Ami menyampaikan tangannya. Yu Sin menggenggamnya dan merasa kalo tangannya masbodoh sekali. Ia melihatnya dan nyuruh Ami untuk menahannya alasannya merupakan ini akan sedikit sakit.
Dan sehabis simpulan dengan tangan kiri, ia pun melanjutkannya dengan tangan kanan. Setelah simpulan Ami pribadi pingin muntah. Mungkinkah sakit alasannya merupakan makan apel? Tanya Yu Sin. Stres alasannya merupakan makan tanpa suara. Ami cuma tersenyum. Yu Sin memberitahu kalo ia akan secepatnya membaik. Tangannya juga sudah hangat. Teruslah pijat tanganmu.
Ami memijat tangannya ia merasa kalo itu menakjubkan. Apa kau dokter? Dokter pengobatan tradisional? Tanya Ami. Yu Sin memberitahu kalo ia Psikiater. Amj kayak nggak nyangka banget. Ia berterima kasih dan memberitahu kalo tadi beliau menderita sekali. Sebelumnya ia makan terlalu banyak. Yu Sin nggak paham. Ami mengingatkan kalo ia banyak makan sejak di bandara LA. Yu Sin merasa kalo itu masih tergolong normal. Ami pikir nggak kalo dibandingkan sama Yu Sin. Yu Sin mengaku agak lapar sewaktu tidur.
Boleh saya tahu nama rumah sakitmu? Tanya Ami. Dia mau mentraktir Yu Sin untuk berterima kasih. Yu Sin menolak. Ia mau memberi Ami kartu bisnis namun malah dompetnya nggak ada. Ia prospektif akan memberikannya sehabis mereka sampai.
Ami nyuruh Yu Sin untuk bicara senyamannya. Ayahku bilang, bukan hal wajib bagi orang yang lebih renta bicara formal. Kamu kelihatannya lebih tua. Seberapa tua? Tanya Yu Sin. Ami menanyakan apa usia Yu Sin 36 apa 35? Yu Sin menanyakan berapa jaraknya dengan Ami kalo ia berusia 36 tahun? Ami menjawab 8 tahun alasannya merupakan usianya 28 tahun.
Yu Sin juga kaget. Dikiranya Ami masih mahasiswa alasannya merupakan punya tampang anak-anak. Ami membenarkan kalo banyak yang bilang menyerupai itu. Yu Sin menanyakan mau apa Ami ke Korea? Ami mengingatkan kalo Yu Sin juga mesti memberitahu usianya. Yu Sin membenarkan tebakan Ami. Ih Ami kayak nggak nyangka.
Menurutmu saya lebih tua? Sindir Yu Sin. Ami membantah. Akhirnya Yu Sin membenarkan kalo ia jauh lebih renta dari Ami. Usia mereka beda 16 tahun. Ami terkejut banget dan merasa kalo itu nggak mungkin. Kamu juga berparas anak-anak. Sudah menikah? Sedetik kemudian Ami menyerupai menyesal alasannya merupakan sudah menanyakan hal pribadi.
Yu Sin merasa kalo itu pertanyaan masuk akal untuk sesama orang Korea. Ia membenarkan kalo ia sudah menikah. Tapi istriku melarangku memakai cincin jika saya ke luar negeri. Kenapa? Tanya Ami nggak ngerti. Yu Sin memberitahu kalo ia melepas cincinnya di toilet hotel di Italia.
Ami terkejut dengar Yu Sin kehilangan cincin pernikahannya. Yu Sin santai alasannya merupakan ia akan menghasilkan yang gres dengan desain yang sama. Ami merasa kalo istrinya niscaya kesal.
Di rumah Pi Young memakai bedak, siap menyambut kepulangan suami.
Pesawat akan mendarat. Yu Sin menanyakan apa akan ada yang menjemput Ami? Ami mengiyakan. Pramugari tiba membawakan jaket mereka dan menanyakan apa perjalanan mereka nyaman? Keduanya mengiyakan dan berterima kasih. Ami menyaksikan Yu Sin memakai jaketnya. Kamu nggak kedinginan? Yu Sin membantah dan memberitahu kalo ada jaket di mobilnya. Ia menyaksikan Ami juga memakai jaket biasa. Nggak bawa baju tebal? Tanya Yu Sin.
Ami menjawab bawa, dan ia juga akan pribadi naik mobil.
Keduanya berlangsung bareng sehabis turun dari pesawat. Yu Sin menyaksikan kalo barang Ami nggak banyak. Ami memberitahu kalo ada dua koper. Seperti janjinya tadi, Yu Sin menyampaikan kartu namanya pada Ami sambil mengenalkan diri. Ami juga menyebutkan namanya. Yu Sin sedikit heran. Itu nama asli? Ami membenarkan.
Mereka akan berpisah. Yu Sin berpesan biar Ami menghubunginya kapan aja kalo kesusahan tidur atau sedang menghadapi masalah. Ia prospektif akan menyampaikan konsultasi gratis. Makanan di kantinku juga lumayan.
Ami nampak tertarik. Bolehkah saya tiba untuk makan saja? Ami mengiyakan. Mendadak mereka mendapat pesan dari ponsel masing-masing. Orang yang menjemput Ami sudah ada di jalan namun secara tiba-tiba ayahnya meninggal jadi beliau nggak sanggup datang.
Yu Sin menanyakan apa Ami sudah mendapat alamatnya? Ami mengiyakan. Yu Sin menyampaikan untuk mengantarkannya. Kebetulan ia menenteng kendaraan beroda empat yang ia parkir di bandara. Ami nampak nggak nyaman. Yu Sin menyadarinya dan menyampaikan untuk mengirim hingga daerah taksi. Buat jaga-jaga, kau sanggup foto pelat mobilnya.
Ami memberitahu kalo beliau bukan nggak tenteram namun Yu Sin juga kan mesti secepatnya pulang. Yu Sin menyaksikan alamatnya. Dekat Stasiun Gangnam. Ternyata mereka searah. Ia kemudian jalan duluan.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar