Tentangsinopsis.com – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 9 Part 2, Simak pribadi daftarnya di goresan pena yang ini gaes!. Kalian sanggup tahu lho gaes, bab 1 ada pada Episode sebelumnya baca di sini.
Di rumah Pi Young memakai bedak dan membuka kulkas.
Yu Sin membawakan koper Ami. Ami nggak yummy banget. Harusnya Yu Sin sanggup pribadi pulang kalo nggak gegara dirinya. Yu Sin nggak mempermasalahkan. Cuman 20 menit doang.
Nggak cuma itu. Yu Sin juga membukakan pintu kendaraan beroda empat buat Ami dan memasukkan koper nya ke bagasi. Dan selagi Yu Sin ngurusin koper, Ami menyaksikan penampilannya di kaca.
Yu Sin menyalakan penghangat kemudian menjalankan mobilnya. Ia menanyakan apa Ami lelah? Ami membantah. Songsaengnim. Oops. Yu Sin cuma tersenyum dan nyuruh Ami untuk manggil nama aja. Di Amerika cuma panggil nama, kan? Sepertinya budaya Korea nggak pas bagimu.
Ami cuma tersenyum dan mengiyakan. Yu Sin menyuruhnya untuk menyimak musik dan ia akan mengantarkannya dengan selamat. Ia sesumbar kalo selama pengalaman menterinya 25 tahun nggak pernah mengalami kecekakaan. Ami takjub banget dengarnya. Nggak seberuntung dirinya. Yu Sin melarang Ami untuk menyetir di Seoul. Bahaya.
Ami rencananya cuma beberapa hari di Korea. Mendadak ia merasa ngantuk. Yu Sin menyuruhnya untuk tidur sebentar secara Ami nggak tidur selama di pesawat tadi. Ami menolak. Dia mau melihat-lihat. Yu Sin protes. Apa nggak sanggup besok aja lihat-lihatnya? Ami pikir ia menghasilkan Yu Sin merasa nggak nyaman.
Yu Sin membantah. Kalo ita mereka sudah berpisah tadi di bandara. Mereka bahkan berbincang-bincang beberapa jam di pesawat. Ami tersenyum. Eh perutnya bunyi. Yu Sin merasa kalo mereka mesti makan dulu. Dia minta Ami untuk menahan selama 40 hingga 50 menit.
Ami heran. Apa Yu Sin nggak lapar? Yu Sin mengingatkan kalo ia sudah makan apel, minum gin dan tonik tadi. Tapi sebenarnya lapar juga. Perutnya terasa kosong dikala turun dari pesawat. Ami mau mencari kedai makanan bagus di ponselnya. Yu Sin memberitahu kalo ia tahu semua kedai makanan bagus. Lebih baik makan kini sebelum terkena macet di Gangnam. Aku tipe orang yang gampang murka kalo lapar. Ami bercanda dan bilang kalo ia mesti berhati-hati.
Shi Eun merayakan ulang tahun suaminya di rumah bareng anak-anak. Hae Ryun nggak nyangka. Kirain cuman makan malam doang. Hyang Ki mengingatkan kalo ayahnya merasa aib kalo merayakannya di restoran. Ia membawakan kuliner ringan manis dan Wu Ram yang bernyanyi.
Setelah meniup lilin, Wu Ram menyalakan lampu kembali. Shi Eun menanyakan doa apa yang suaminya panjaitan. Hae Ryun memberitahu kalo ia menghendaki kebahagiaan ini untuk selamanya. Shi Eun tersenyum dan merasa kalo Hae Ryun sungguh sederhana. Hae Ryun memberitahu kalo sederhana juga bermanfaat alasannya yakni nggak mudah.
Shi Eun tersenyum membenarkan. Ia mengajak seluruhnya untuk mencicip kuliner ringan manis gres habis itu santapan penutup. Wu Ram minta penggalan yang besar. Hyang Ki melarang alasannya yakni akan menjadikannya gemuk. Wu Ram sih nggak masalah. Hyang Ki meminta pindah ibunya dan menggantikannya memotong kue.
Shi Eun memberitahu kalo ulang tahun kali ini beda. Bagaimana kalo yang berulang tahun yang menyediakan hadiah? Hae Ryun nampak nggak ngeh dan menanyakan apa yang istrinya inginkan. Wu Ram memotong dan menebak kalo apa yang ibunya harapkan yakni Appa sarang. Shi Eun memberitahu kalo itu yakni hal dasar dalam keluarga.
Hae Ryun juga penasaran. Kosmetik? Tas? Shi Eun menggeleng. Mobilmu. Hae Ryun kayak nggak nyangka. Shi Eun beralasan kalo itu untuk kesehatan Hae Ryun. Selain itu ia juga memerlukan mobil. Ia menyinggung kalo Hae Ryun jarang jalan kaki. Hae Ryun membantah dan memberitahu kalo ia banyak berlangsung di kampus. Kadang kewat tangga juga.
Shi Eun nyuruh Hae Ryun untuk sering naik transportasi umum. Itu lebih singkat dan sanggup sanggup 2 faedah sekaligus. Naik kereta juga tak hingga 40 menit. Kamu sanggup duduk sambil membaca buku.
Hae Ryun balasannya mengiyakan. Shi Eun minta biar kuncinya diserahkan hari ini. Dia yang hendak menyetir hari ini. Hae Ryun mengiyakan. Ia akan menyediakan seluruhnya untuk Shi Eun.
Ami dan Yu Sin hingga di restoran. Mereka akan makan kuliner Italia alasannya yakni Ami suka kuliner Italia. Keduanya berlangsung bersama. Ami pikir perlu tema busana untuk masuk restoran. Yu Sin menyaksikan busana Ami dan merasa kalo itu sudah cukup.
Sesampainya di dalam kedai makanan Yu Sin memesan takaran Paket A yang paling banyak. Ia juga nyuruh Ami untuk memesan anggur. Ami pesan air mineral alasannya yakni Yu Sin juga nggak minum anggur alasannya yakni mesti menyetir.
Selesai memesan Yu Sin pamit ke toilet untuk mencuci tangan.
Di toilet Yu Sin menonaktifkan mode pesawat. Pesan Pi Young pribadi masuk menanyakan apa ia sudah tiba? Di rumah nasi Pi Young sudah matang.
Yu Sin nelpon. Pi Young pribadi menanyakan apa ia sedang di jalan? Yu Sin meminta maaf dan ngasih tahu kalo ia ketemu sama sobat SMP-nya di pesawat dan ia meminta sedikit waktunya. Ia menginformasikan kalo ia akan pulang setelah makan.
Pi Young menyayangkan padahal ia masak corvina kuning dan semur iga kesukaannya. Yu Sin bilang akan memakannya besok. Dan minta Pi Young untuk menyisihkan untuknya. Pi Young mengiyakan dan berpesan biar Yu Sin jangan minum. Yu Sin mengiyakan alasannya yakni ia mesti menyetir.
Dah saya merindukan mu
Aku dua kali merindukanmu.
Pi Young kemudian manggil Ji a
Yu Sin kembali dan menyaksikan Ami sedang telponan. Ia menanyakan dimana pemakamannya. Ia mengiyakan kemudian menutup telponnya. Ami kemudian ngasih tahu Yu Sin kalo Pak Ko menanyakan apa ia sudah hingga apartemen. Yu Sin memerintahkan Ami untuk melayat besok alasannya yakni hari ini niscaya sibuk. Ami mengiyakan. Mereka juga melarangnya.
Makanan mereka datang. Sambil makan Ami menanyakan pada Yu Sin apa istrinya nggak menanti untuk makan malam? Yu Sin memberitahu kalo perempuan zaman kini lebih senang suaminya makan di luar alasannya yakni nggak perlu mengolah masakan dan merencanakan makan malam.
Ami kayak kasihan dengarnya namun Yu Sin cuman bercanda doang ternyata. Ia menginformasikan kalo malam ini istrinya ada pertemuan.
Shi Eun sekeluarga akan makan di luar. Wu Ram menanyakan kalo mereka akan makan kuliner Tiongkok? Shi Eun menggeleng dan memberitahu kalo mereka akan makan di kedai makanan barbeku. Wu Ram senang dan mengaku suka daging.
Hyang Ki mekedek kalo Wu Ram suka semuanya. Piza, jjajangmyeon, hamburger, dan spageti. Mereka hingga di mobil. Shi Eun nyuruh Hae Ryun untuk jalan kaki sementara Hyang Ki duduk di depan.
Hae Ryun kayak risau banget. Kalo jalan kejauhan. Ada-ada aja. Wu Ram kemudian bilang akan menemani ayahnya. Kau menyiksaku di hari ulang tahun? Protes Hae Ryun.
Shi Eun kemudian menyalakan kendaraan beroda empat hitam di sebelah. Hae Ryun kayak nggak nyangka. Itu yakni kado Shi Eun untuknya. Hyang Ki dan Wu Ram pribadi ke sana dan duduk di dingklik belakang.
Hae Ryun menyetir kendaraan beroda empat barunya. Wu Ram suka banget. Suara mesinnya berbeda. Hyang Ki meledeknya. Tahu apa sih?
Shi Eun berpikir kalo sudah semestinya Hae naik kendaraan beroda empat bagus. Secara kini ia kepala jurusan. Ayah juga ingin kendaraan beroda empat ini, kan? Tanya Hyang Ki. Hae Ryun merasa nggak enak. Apa ini nggak berlebihan? Wu Ram merasa kalo ini mengasyikkan. Di belakang juga luas. Ibu, rasa naik kendaraan beroda empat ini berbeda. Ayah tidak gemetar, kan? Relax! Semuanya pribadi tertawa dengarnya.
Ami suka banget sama makanannya. Dagingnya meleleh di mulutnya. Daging sapi Korea sering disiarkan di kegiatan TV. Rasanya memang berbeda. Kamu percaya tipe kelompok darah? Tanya Yu Sin. Ami mengaku nggak tahu. Di Amerika banyak orang nggak tahu kelompok darahnya. Yu Sin juga mendengarnya. Ami memberitahu kalo kelompok darahnya O.
Yu Sin kayak nggak yakin. Bukannya A? Tanyanya. Ami mengiyakan. Yu Sin kemudian menginformasikan kalo di penjara, narapidana dengan kelompok darah O pada biasanya pelaku kekerasan alasannya yakni mereka pemarah. Ami memberitahu kalo beliau nggak seumpama itu. Yu Sin melanjutkan kalo kelompok darah B, kejahatan penipuan. Golongan darah A dan AB nggak dipenjara. Mereka di rumah sakit jiwa.
Ami tertawa dengarnya dan menanyakan tujuannya ia cocok masuk rumah sakit jiwa? Yu Sin memberitahu kalo itu cuma lelucon. Ami menanyakan kelompok darah Yu Sin. Yu Sin malah nanya balik. Menurutmu cocok dengan kejahatan apa? Ami pikir bukan kelompok darah B. Golongan darah A?
Yu Sin membenarkan. Ia menginformasikan kalo ia lebih senang pengobatan dibandingkan dengan masuk rumah sakit jiwa. Karena saya sanggup mengetahui perasaan pasien yang malang. Ia kemudian minta nona A untuk menceritakan wacana dirinya. Ami minta Yu Sin untuk manggil nama aja.
Demi siapa?
Aku.
Yu Sin mengingatkan kalo mereka gres ketemu. Tahu maksudnya? Ami mau mencari artinya. “Wajah yang gres pertama kali ditemui”? Yu Sin membenarkan. Lebih tepatnya, konferensi yang pertama. Ia kemudian menanyakan apa Ami punya saudara? Ami mengiyakan dan memberitahu kalo ia punya dua adik laki-laki. Ia kemudian nanya balik. Kalo dokter? Yu Sin mengaku juga nggak ingin diundang begitu. Kita juga bukan dokter dan pasien.
Ami menyampaikan kalo di drama, panggilan di Korea sungguh rumit dan sulit. Yu Sin memberitahh kalo itu alasannya yakni mereka menjunjung sopan santun. Ia kemudian memberitahu kalo ia anak tunggal. Kakak lelaki nya menjnggal dikala ja berusia 7 tahun. Ia me ngaku sering iri dengan teman-teman yang punya kerabat banyak. Khususnya adik perempuan. Ternyata Ami juga. Ia berharap punya abang lelaki atau perempuan.
Aku nggak sanggup menjadi abang perempuanmu. Bagaimana kalau kau menjadi adikku? Tanya Yu Sin. Ami mengiyakan. Ia merasa kalo kelihatannya mesti minum anggur untuk merayakannya. Ami.memgangguk setuju. Ia kemudian memesan anggur.
Keduanya sama-sama memegang gelas anggur. Ami ingin biar mereka nggak lagi bicara formal. Yu Sin setuju. Mereka kemudian bersulang.
Hye Ryeong sedang bermain drum sedang Sa Hyun mengangkat barbel. Setelah selesai Sa Hyun mengambil jus stroberi di kulkas dan meminumnya. Lah kok malah ingat sama Song Won.
Song Won sendiri sedang berjalan. Sebelumnya beliau belanja pakaian. Dan dikala menyaksikan seorang lelaki bareng anak dan istrinya secara tiba-tiba ia seumpama takut dan sembunyi. Keluarga itu nampak harmonis. Ayah dari anak itu prospektif akan mengajaknya berenang.
Song Won merasa sedih. Mendadak langkahnya terhenti dan matanya berkaca-kaca.
Hye Ryeong sedang bareng teman-temannya. Ia menyaksikan Seo Ban namun Seo Ban cuma melihatnya sekilas dan mengabaikannya.
Ami menyaksikan panorama di luar. Ia merasa kalo kota Seoul sungguh cantik. Yu Sin memberitahu kalo siang bukan suram rapi sedikit dingin. Mendadak ada kendaraan beroda empat yang mendahului mereka. Yu Sin minta sipit untuk secara perlahan-lahan alasannya yakni mereka juga nggak terburu-buru. Sopir mengiyakan dan meminta maaf.
Ami merasa mengantuk. Akhirnya ia tertidur dan nggak sengaja menyandarkan kepalanya di bahu Yu Sin. Ih pak dokter matanya dah kemana-mana. Padahal di rumah Pi Young sedang memakai lip cream, memutuskan baju tidur yang bagus dan memakai parfum. Siapa untuk menyambutnya.
Ami berkhayal menunggang kuda bareng Yu Sin di pinggir pantai. Rambutnya panjang dan mereka nampak bahagia.
Gedung 107 di sebelah mana? Tanya sopir mengagetkan. Yu Sin memberitahu kalo mereka juga gres pertama ke sini. Coba lihat papan petunjuknya. Ami terbangun. Yu Sin memberitahu kalo mereka sudah sampai.
Ami mau mau mengeluarkan duit namun ternyata beliau lupa tukar uang. Yu Sin menenangkan dan bilang akan membayarnya nanti. Ia mengambil jaketnya dan memberikannya pada Ami. Kamu sanggup kena flu kalau kedinginan. Ami nggak yummy menerimanya. Yu Sin juga kedinginan. Yu Sin menenangkan dan bilang kalo ia tahan dingin. Ia nyuruh Ami untuk memakainya.
Ami mengiyakan. Yu Sin turun duluan dan mengambil koper nya di bagasi. Nggak cuma itu. Yu Sin juga membawakan kopernya dan mengantarnya hingga rumah.
Di dalam lift Ami mengingatkan kalo.mereka sepakat untuk bicara informal. Yu Sin mempersilakan perempuan duluan. Ia merasa kalo jaket itu cocok untuknya. Ami mengiyakan dan merasa kalo itu hangat dan ringan. Yu Sin memerintahkan Ami untuk memakainya. Itu hadiah.
Akhirnya mereka hingga di rumah. Ami merasa kalo daerah itu lebih bagus dari perkiraannya. Yu Sin menyayangkan. Seharusnya ada yang menyambutmu. Kamu jauh-jauh dari LA cuma untuk memasuki rumah kosong. Ami mengingatkan kalo ia nggak sendirian. Yu Sin mengungkit kalo Ami sendirian kalo nggak kesandung kakinya. Ia meriksa kulkas.
Ami memberitahu kalo ia dipinjami rumah ini gratis. Yu Sin mengingatkan kalo ayahnya Ami banyak membantunya dikala kuliah di luar negeri. Bukan gratis, namun balas budi. Membalas kebijaksanaan mesti dijalankan dengan baik. Kamu nggak apa-apa sendirian? Ami malah kenggodanya. Kalo saya nggak baik-baik saja, kau mau menemani? Yu Sin meminta Ami untuk ikut dengannya. Ada dua kamar kosong di rumahnya.
Ami menolak. Ia meminta biar Yu Sin jangan kalut dan pulanglah. Sopirnya menunggumu. Ia mau mengembalikan jaket Yu Sin namun Yu Sin menyuruhnya untuk memakainya. Udara masih dingin. Kembalikan lain kali. Ia kemudian merubah penghangat dari 24 derajat menjadi 27 derajat. Ami mengiyakan.
Yu Sin nyuruh Ami untuk secepatnya membongkar barangmu… ih nggak jadi. Ia menyuruhnya untuk duduk sebentar dan menyediakan banyak nasehat. Jangan buka pintu untuk siapa saja selarut ini. Jika diminta ke kantor manajemen, bicaralah setelah mengunci pintu. Pemilik rumah ini Pak Ko, jangan biarkan beliau masuk juga. Selalu kunci pintu. Kamu mesti hati-hati. Di dunia bab mana pun, perempuan sendirian yakni hal berbahaya.
Ami mengiyakan. Yu Sin melarang Ami pergi je klub. Ia menanyakan apa Ami suka menari? Ami memberitahu kalo nggak sanggup dikatakan suka.
Yu Sin kemudian pamit. Ia bangkit. Ami mau mengantarnya rapi Yu Sin melarang dan menyuruhnya tetap di sana hingga hangat. Dan hubungi ia kalo ada masalah. Sudah terima kartu namaku, kan? Ami menanyakan apa Yu Sin nggak ingin tahu nomornya? Yu Sin menyuruhnya untuk mengirimnya pesan kalo sudah selesai membongkar barang.
Mendadak Ami mendekat dan memeluk Yu Sin. Eits cuman khayalan doang ternyata. Kenyataannya Ami cuma bilang terima kasih alasannya yakni sudah mengantarnya pulang dan mentraktirnya makan juga. Oppa! Yu Sin mengangguk dan nyuruh Ami untuk mengirim pesan.
Ami mengangguk kemudian mengirim Yu Sin hingga pintu. Yu Sin yang sudah membuka pintu kembali menutupinya kemudian meluk Ami. Ih yang ini juga cuman khayalan doang. Kenyataannya Yu Sin nggak bilang apa-apa lagi dan pergi.
Ami kembali dari balkon dan masuk. Ia mengambil jaket Yu Sin dan menggunakannya selaku selimut.
Di kendaraan beroda empat Yu Sin masih mikirin Ami kayaknya. Ih senyum mulu pak dokter.
Teman-temannya Hye Ryeong masih memperhatikan Seo Ban. Menurut mereka Seo Ban ganteng meski nampak sudah berumur. Hye Ryeong sudah mau pulang dan menanyakan apa mereka bawa mobil? Mereka naik taksi. Hye Ryeong ngasih tahu kalo ia akan dijemput suaminya. Teman-teman Hye Ryeong mengajaknya untuk minum sebotol lagi.
Mereka menyinggung korelasi Hye Ryeong dengan suaminya. Masih mesra? Apa suami Hye Ryeong menurut padanya? Biasanya lelaki yang lebih muda condong menekan. Hye Ryeong membantah. Mereka kembali menanyakan apa Hye Ryeong pernah memamerkan tabiat aslinya. Ia mengerikan kalo sudah marah.
Sa Hyun di rumah mau ganti celana namun secara tiba-tiba Hye Ryeong mengirim pesan minta dijemput. Ia habis minum sama teman-temannya di Crystal Bar. Sa Hyun cuma sanggup menghela nafas. Ia merasa hidup sama ratu dan bukannya sama istri.
Hyang Ki masuk ke kamar adiknya dan mendapati Wu Ram sedang berdoa. Awalnya Wu Ram nggak mau ngasih tahu apa doanya namun setelah Hyang Ki secara tiba-tiba balasannya ia memberitahu kalo ia meminta biar nanti dipertemukan dengan perempuan seumpama ibu.
Hyang Ki melaksanakan hal yang sama. Berbeda dengan Wu Ram ia meminta biar diberi semuanya dan dipertemukan dengan suami yang baik. Ia kembali ke daerah duduknya dan memberitahu kalo perempuan juga sama. Dia nyuruh Wu Ram untuk membayangkan kalo beliau jadi wanita, lebih senang lelaki yang sanggup semuanya atau menyediakan segalanya?
Wu Ram memutuskan menjadi lelaki yang memberi segalanya. Hyang Ki memberitahu kalo Wu Ram mesti berhasil dan memperlakukan perempuan yang ia cinta dengan baik. Wanita nggak cinta dan akan pergi kalau berjumpa lelaki pelit.
Wu Ram menyimpulkan kalo perempuan lebih senang duit dibandingkan dengan manusia. Materialistis. Hyang Ki mengangkat telunjuknya dan membantahnya. Ia menerangkan ke adiknya kalo lelaki bersikap pelit itu tanda kalp beliau nggak menyayangi perempuan dengan tulus. Kamu sanggup berikan apa pun demi cinta. Lihat Ayah dan Ibu. Kalau lelaki nrimo dan berdedikasi, perempuan akan sungguh menyayangi mereka.
Wu Ram pikir ada dua tipe pria. Pria kaya raya dan lelaki miskin namun berhati baik. Hyang Ki menanyakan apa Ibu menikahi Ayah alasannya yakni punya uang? Ayah sungguh serius pada Ibu. Di hari ulang tahun Ibu dikala tahun kedua kuliah, Ayah melakukan pekerjaan di area konstruksi selama sepuluh hari untuk mentraktir Ibu makan di kedai makanan mahal. Ibu anak orang kaya. Tapi mereka senantiasa makan mi, tteokbokki, atau gimbap di kedai. Itu menghasilkan Ayah merasa bersalah. Ibu nggak pernah lupa rasa spageti dan steik di kedai makanan dikala itu. Cobalah kau jadi pengangkut pasir di area konstruksi dikala animo panas. Pasti melelahkan. Di bawah terik matahari saja sudah sesak. Itulah cinta sejati. Apa kau sanggup melakukannya?
Wu Ram mengaku nggak percaya diri.
Kalau begitu kau nggak sanggup berjumpa perempuan seumpama Ibu. Jangan mimpi. Kata Hyang Ki. Ia bangun dan berlangsung menuju pintu. Wu Ram menyampaikan kalo ia sanggup berupaya bersikap baik. Hyang Ki merasa nggak habis pikir. Kamu mau berbuat baik pada semua wanita? Kamu bukan orang bodoh. Berbuat sepakat pada perempuan yang sungguh kau senangi dan layak untuk kau cintai.
Kamu juga sudah bersiap seumpama Ibu? Tanya Wu Ram. Hyang Ki mengiyakan. Aku lihat dan belajar. Ia kemudian mematikan lampu. Wu Ram menanyakan adakah lelaki keren yang hendak menyukaimu? Hyang Ki memberitahu kalo ia selevel ratu. Wu Ram meragukannya. Itu penilaianmu sendiri. Atau delusimu.
Lihat saja nanti. Kata Hyang Ki kemudian menutup pintu. Wu Ram berpikir kalo cepat atau lambat beliau akan sadar.
Yu Sin balasannya pulang dan disambut hangat sama anak dan istrinya. Yu Sin memeluk mereka dan menyodorkan rasa rindunya. Pi Young mengeluhkan kalo cuman makan malam doang namun pulang tengah malam. Yu Sin memberi argumentasi kalo mereka minum segelas anggur dulu.
Pi Young menawarinya es teh. Yu Sin menolak dan menepuk kakinya. Maksudnya sih minta Pi Young untuk duduk di pangkuannya. Pi Young beralasan kalo beliau mesti mencuci bajunya. Yu Sin kayak nggak terima. Apa itu mendesak? Sudah lima hari. Eh enggak, sudah enam hari kita nggak bertemu.
Pi Young sama Ji a membuka koper Yu Sin di atas meja. Yu Sin pikir Ji a menantikan hadiah. Ia menginformasikan kalo kali ini ia nggak membeli. Bohong! Ji a nggak percaya. Dan setelah ibunya periksa memang nggak ada kado di dalam koper. Pi Young mengeluhkan kalo buat ibu juga nggak ada. Padahal Ji a sungguh berharap. Sepertinya ayahmu mengecewakan kali ini.
Yu Sin menanyakan apa yang Ji a inginkan? Ji a bilang apa aja. Yu Sin memintanya untuk menyebutkan lebih detil. Menurut Ji a, kado tetaplah hadiah. Nggak perlu sedetail itu, kan? Yu Sin berupaya untuk menerangkan ke Ji a Kalau dipikir-pikir, Ji a sudah punya semua. Baju dan bonekamu banyak.
Ji a yang kesal menanyakan apa ia masih suka sanggup boneka? Yu Sin mengingatkan kalo alat tulis Ji a juga banyak. Ji a menanyakan apa ayahnya nggak berbelanja sebungkus cokelat pun? Yu Sin mengiyakan. Ji a kian kesal. Ia bangun dan mau pergi. Ih beliau balik lagi dan menghantam lengan ayahnya kemudian pergi.
Yu Sin nggak terima Ji a memukulnya. Ia kemudian nyuruh Ji a untuk kembali dan duduk. Ji a menurut. Yu Sin memberitahu kalo Ji a mesti sudah biasa berbelanja barang cuma dikala butuh.
Pi Young kembali dan membenarkan. Yu Sin melanjutkan. Rumah kita sungguh higienis dan rapi. Ayah dan Ibu cuma beli perabot yang diperlukan.
Setelah ini mungkin Ayah akan nggak suka kalau kuberi hadiah, kalau Ayah tak butuh. Sindir Ji a
Berapa banyak kado yang ayah berikan? Tanya Yu Sin. Saat ulang tahun atau sehabis ke luar negeri. Tapi bukan perasaan senang sesaat saja. Lemarimu nyaris penuh. Bajumu secepatnya terasa sempit dan nggak sanggup usang dipakai. Bukankah menguruk barang itu pemborosan?
Pi Young membenarkan.
Ji a melirik sinis ke ibunya. Katanya, yang berhenti mengomel… . Maksudku, yang melerai perselisihan lebih buruk dibandingkan dengan yang mengomel.
Pi Young protes. Kenapa kau murka pada ibu? Kenapa melampiaskan kekesalan pada ibu? Kamu murka terhadap ibu?
Yu Sin melanjutkan penjelasannya. Kamu sering lihat tayangan bawah umur Afrika yang miskin, kan? Kalau dibandingkan mereka, kau seumpama hidup di surga. Apa di rumah tak ada cokelat?
Ji a menjawab ada, namun proteksi Ayah rasanya beda.
Yu Sin pikir sudah saatnya Ji a sudah biasa cuma berbelanja barang yang dibutuhkan. Berpikirlah seenggaknya tiga kali soal apa kau membutuhkannya. Kalau kau mulai beli secara impulsif, meski itu barang kebutuhan, itu buang-buang duit dan kau merasa nggak puas dengan barang itu. Kamu mengetahui maksud ayah?
Ji a cuma membisu sehingga Yu Sin pikir Ji a belum mengerti. Akhirnya Ji a mengangguk meski masih kesal. Yu Sin membelinya sambil memujinya. Cantiknya putriku.
Pi Young nyuruh Yu Sin untuk mandi.
Lah Yu Sin masih aja lanjut. Produk setempat juga bagus. Nggak ada yang bagus untuk dibeli. Ji a tersenyum ia minta duit selaku ganti hadiah.
Yu Sin sama Pi Young tersenyum dengarnya.
Hye Ryeong dah terlihat kurang sadarkan diri banget. Saat temannya pergi ke toilet dan sobat Seo Ban pergi untuk nerima telpon, ia mengunjungi Seo Ban dan menyapanya. Ia mengungkit kalo kini mereka satu kegiatan dan menyesalkan kenapa Seo Ban nggak menyapanya duluan. Ia mengonfirmasi kalo namanya… . Lah malah lupa. Seo Ban menyebutkan namanya dan memberitahu kalo ia manajer direktur
Hye Ryeong berpikir kalo mulai sekarang, mereka mesti saling sapa. Bagaimana kalau kau bicara lebih panjang? Ini bukan nasihat. Seo Ban meminta maaf alasannya yakni akal-akalan nggak kenal. Hye Ryeong meminta alasannya namun Seo Ban nggak mau bilang. Lain kali aja.
Teman Hye Ryeong kembali. Ia merasa kalo Seo Ban sungguh tampan. Seo Ban menyarankan kalo mereka mesti mempertahankan tas dan busana mereka. Hye Ryeong mendesaknya untuk menyampaikan alasannya.
Sa Hyun sampai. Hye Ryeong mengenalkannya pada Seo Ban. Sa Hyun menyapanya. Hye Ryeong nyuruh Sa Hyun untuk membayar. Eh sudah dibayar ternyata. Ia kemudian menenteng Hye Ryeong pulang.
Teman Seo Ban kembali. Dia mengetahui kalo tadi itu Hye Ryeong.
Gabin menuruni tangga bareng teman-temannya. Di bawah ia berpapasan sama Seo Ban. Kayaknya mereka saling kenal. Keduanya berhadapan dan tatapan Seo Ban lebih mempunyai pengaruh hingga Gabin seakan nggak berani menatapnya.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar