Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 5 Part 2, Simak juga gaes untuk goresan pena lengkap Episode sebelumnya cek di sini. Bila kau kesengsem menyaksikan dan baca daftar rekapnya ada pada goresan pena yang ini.
Sa Ha tengah dilamar tim dari perusahaan lain.
Tim pertama yang melamarnya, menyampaikan ia manis sekali dan kalau ia masuk timnya, maka perusahaannya akan kian cerah.
Sa Ha : Ternyata kau mementingkan wajah, bukan pengalaman. Tapi bagaimana, ya? Aku juga mementingkan wajah.
Tim kedua menyampaikan bahwa dialah orang yang mereka cari sebab ia mengetahui hukum, akuntansi dan bisa desain.
Sa Ha : Kau mau honor saya seorang untuk laksanakan itu semua? Kau berlutut pun belum pasti saya mau.
Sa Ha berbalik dan mendapati Dal Mi tengah berlutut kepadanya.
Sa Ha : Ada apa denganmu?
Dal Mi : Aku Seo Dal Mi, CEO Samsan Tech. Aku mementingkan pengalamanmu, bukan wajahmu. Aku juga tak akan menjadi CEO yang seenaknya. Aku tak akan minta kau menanggulangi semua pekerjaan. Jadilah desainer di perusahaan kami.
Sa Ha : Kau mengikutiku dari tadi?
Dal Mi : Ya.
Sa Ha : Kau menyedihkan. Orang-orang akan meremehkanmu. Kenapa CEO mau berlutut begitu saja?
Dal Mi lantas memandang sekelilingnya. Dan benar, orang-orang sedang memperhatikannya. Lalu Dal Mi bilang, bukan ia yang mau diamati sebab berlutut. Tapi orang-orang cuma akan berpikir bahwa Sa Ha orang yang ahli sebab ia hingga berlutut.
Dal Mi : Itu kesimpulan yang bagus untukmu. Putuskanlah di saat masih ada waktu. Jika putuskan pada selesai waktu, kau terlihat menyerupai tak laku.
Sa Ha menyaksikan waktu yang cuma tersisa 4 menit lagi.
Sa Ha kemudian tanya, kenapa mesti dia.
Sa Ha : Katakan alasannya. Akan kuputuskan setelah mendengarnya.
Sa Ha pun menemukan pertimbangan Dal Mi. Mereka masuk bersama, berlangsung layaknya fotomodel.
Chul San dan Yong San tertegun menyaksikan Sa Ha. Terutama Chul San.
Chul San menyapa Sa Ha begitu Sa Ha tiba di meja mereka.
Sa Ha : Apa-apaan ini.
Sa Ha pun duduk.
Dal Mi mengenalkan Do San, Yong San dan Chul San pada Sa Ha. Dia bilang, mereka yakni pengembang Samsan Tech.
Sementara pada mereka, Dal Mi bilang Sa Ha yakni desainer mereka.
Chul San ngulurin tangannya sambil cengengesan.
Chul San : Ternyata kau desainer. Kita pernah bertemu, ‘kan?
Tapi Sa Ha nyuekin tangan Chul San.
Dal Mi pun tanya, mereka ketemu dimana.
Do San tanya ke Yong San soal buku itu.
Yong San bilang, Tanya Jawab Sand Box.
Do San : Buku itu cuma tersisa satu, dan ia dengan baik memberikannya terhadap kami cuma dengan 10.000 won.
Dal Mi sewot, apa? Sepuluh ribu won?
Sa Ha : Itu kontrak masuk nalar yang didasarkan keperluan bersama.
Chul San excited dengan bergabungnya Sa Ha.
Dia bahkan hingga nyolek-nyolek Sa Ha.
Chul San : Kudengar baju bersinggungan saja dapat menjadi takdir. Lantas, bagaimana dengan kita sekarang? Kita bahkan satu tim.
Sa Ha : Berhenti. Kita mesti jaga jarak. Jangan gunakan perkataan menyerupai “takdir” dan “kebetulan” atau semacamnya. Aku bergabung dengan tim ini bukan sebab kemauanku. Aku memutuskan kalian sebab waktunya nyaris habis. Samsan Tech? Bahkan nama kalian pun buruk. Ini bukan perhentian terakhirku. Hanya perhentian sementara. Sangat sebentar. Jangan lupakan itu.
Dal Mi tersenyum, tentu.
Dal Mi kemudian mengajak mereka semua memulai. Dia membuka laptopnya.
Chul San ngasih camilannya ke Sa Ha.
Bu Yoon datang. Dia naik ke panggung dan bilang waktu pembentukan tim sudah habis.
Bu Yoon : Mulai di saat ini, pekan retas resmi dimulai selama 48 jam. Kalian dan tim mesti menghasilkan bisnis versi gres bersama. Silakan menggunakan set data Sand Box, GPU, dan API Kalian boleh menggunakan sumber daya kami sebanyak yang dibutuhkan.
Tim Do San pun bahagia mereka boleh pakai semua itu.
Dal Mi menunjuk tangan. Dia minta Bu Yoon menginformasikan mereka kriteria pemilihan.
Bu Yoon : Ada dua kriteria pemilihannya. Pertama, kesanggupan kalian menghasilkan bisnis yang kongkret dengan sumber yang diberikan dalam waktu yang ditentukan. Kedua, kesanggupan kalian meyakinkan orang-orang ihwal bisnis itu dalam tiga menit presentasi. Jadi, silakan gunakan semua data yang Sand Box punya sepuasnya, dan gali, serta buatlah ilham yang inovatif. Semuanya, mudah-mudahan berhasil.
Sa Ha tanya, mereka mau buat apa.
Sa Ha : Pasti akan berbasis layanan, ‘kan?
Dal Mi : Bukan. Kami akan buat yang berbasis pemelajaran mesin.
Sa Ha kaget, kalian tim pembuat teknologi?
Dal Mi : Tentu saja. Nama kami saja Samsan Tech.
Sa Ha : Astaga. Ini menyerupai lotre.
Dal Mi : Benar, ‘kan? Kau bahagia memutuskan kami, ‘kan?
Sa Ha : Bukan. Terkejut sebab tak ada satu pun yang tepat denganku.
Chul San : Nona Seo, saya bukan mau meremehkanmu. Apa kau tahu pemelajaran mesin?
Do San pun eksklusif memandang tajam Chul San.
Tapi Dal Mi malah tersenyum. Dal Mi bilang Do San pernah memberitahunya.
Dal Mi : Teknologi yang sungguh romantis.
Yong San pun ingin tau dan tanya ke Do San, bagaimana Do San menjelaskannya hingga pemelajaran mesin menjadi teknologi yang romantis?
Dal Mi pun teringat malam itu. Setelah mereka pulang dari acaranya In Jae, mereka mampir ke taman.
Dal Mi bilang ia ingin tau soal Do San. Dia pengen tahu seluruhnya soal Do San. Keluarga Do San, teman-teman Do San dan apa yang Do San suka.
Do San : Hal yang saya suka menghasilkan jaringan saraf tiruan. Kau pernah mendengarnya?
Dal Mi bilang pernah tetapi ia tak tahu itu apa.
Do San : Kau tahu pemelajaran mesin?
Dal Mi : Aku pernah mendengarnya. Tapi tak tahu benar apa itu.
Do San : Kalau begitu begini, anggap saja komputer yakni Tarzan. Dia berkembang di pulau tak berpenghuni, jadi, tak pernah menyaksikan wanita. Tapi sebuah hari, tiba-tiba Jane tiba ke pulau itu. Tarzan menampilkan Jane batu, tetapi Jane tak suka itu. Tapi waktu diberi bunga, ia suka.
Dal Mi : Begitu rupanya. Dia tak tahu yang digemari sebab terus melajang.
Do San : Ya, benar. Jadi, ia terus mencoba. Tarzan memberi ia ular, dan Jane tak suka. Tapi Jane suka waktu diberi kelinci manis. Jika Jane berteriak artinya tak suka, dan kalau tersenyum artinya suka. Jadi, sambil terus menjajal menyerupai itu, balasannya ia tahu cara mengambil hati Jane.
Dal Mi : Ternyata sebab itu namanya pemelajaran mesin. Seperti melatih mesin?
Do San : Ya. Aku memasukkan banyak data ke dalam komputer ini dan melatih mudah-mudahan mengetahui gambar dengan jaringan saraf tiruan. Itu pekerjaanku. Ceritaku tak seru, ya?
Do San pun melongo di saat Dal Mi bilang ceritanya seru dan keren.
Flashback end…
Yong San dan Chul San kaget.
Yong San : Tarzan?
Chul San : Jane?
Do San : Kalian tak tahu metafora? Kiasan?
Yong San : Nilai bahasaku sungguh buruk, jadi, saya tak tahu. Kau sungguh menggelikan.
Sa Ha mulai kesal. Sampai kapan kalian akan terus begini? Sudah 20 menit sejak waktu dimulai.
Dal Mi : Baiklah. Data apa yang mesti kita ambil dan dipelajari Tarzan?
Yong San : Mereka punya nyaris semua data. Data kecelakaan, data debu halus. Data goresan pena tangan.
Do San : Tulisan tangan? Kau benar. Bank Jeonghan?
Chul San : Kenapa bank punya semua data goresan pena tangan?
Sa Ha : Tentu saja. Banyak yang mengisi dokumen keluar masuk uang, dokumen pemberian dana, hingga surat kuasa. Data palsunya juga niscaya banyak.
Chul San : Tiba-tiba saya merasa ada dinding di sekelilingmu, Sa Ha.
Sa Ha memandang Chul San, dinding?
Chul San : Maksudku kau sempurna.
Chul San ketawa.
Sa Ha menatapnya aneh. Sa Ha yang kesal, kemudian menaruh banner Samsan di tengah-tengah mereka.
Dal Mi punya ide.
Dal Mi : Bagaimana kalau kita buat Tarzan bisa membedakan goresan pena tangan orisinil dan palsu? Jadi, nantinya bisa mendeteksi pemalsuan.
Do San : Aku tak janji, tetapi mungkin bisa.
Dong Chun yang bangun di erat Dal Mi, tersenyum mendengarnya.
Chul San : Tapi apa itu dapat dijadikan bisnis?
Dal Mi bilang bisa.
Ji Pyeong mengintip. Lalu ia mengundang Dong Chun.
Dong Chun akal-akalan gak denger.
Ji Pyeong : Park Dong Chun! Hei!
Dong Chun balasannya menoleh dan mendekati Ji Pyeong.
Dong Chun : Ya, Pak Han. Kau ada di sini?
Ji Pyeong : Kau akal-akalan tak dengar, ya?
Dong Chun : Tidak sama sekali.
Ji Pyeong lantas bertanya, apa Samsan sudah tentukan bisnis apa.
Dong Chun : Ya, sudah.
Ji Pyeong : Kenapa tak bantu mereka?
Dong Chun : Tak perlu. Ide mereka sudah bagus.
Ji Pyeong : Tak mungkin. Apa itu?
Dong Chun : Membedakan goresan pena tangan artifisial dengan pemelajaran mesin.
Ji Pyeong bilang itu lumayan, kemudian tanya ilham siapa itu.
Dong Chun bilang idenya Dal Mi.
Ji Pyeong terdiam. Dia gak nyangka itu ilham Dal Mi.
Shin Jung berkeliaran di sekeliling Samsan. Dia tersenyum, kemudian balik ke timnya.
Tim In Jae masih galau mau buat apa.
Shin Jung mengajak mereka menghasilkan bisnis yang serupa dengan Samsan.
In Jae tanya, kenapa Shin Jung tiba-tiba mau bisnis itu.
Shin Jung : Tadi kulihat kau ditolak mentah-mentah oleh Nam Do San, CEO Samsan Tech.
I Su sewot, kami tidak ditolak!
Shin Jung : Bersainglah dengan mereka.
In Jae : Kenapa mesti begitu?
Shin Jung : Karena itu seru. Mengalahkan orang yang sudah menolakmu.
In Jae pun melongo dan mempertimbangkan rekomendasi Shin Jung.
Bersambung ke part 3…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar