Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 5 Part 2, Bisa menyaksikan kisah selengkapnya di goresan pena yang ini. Selain itu cara lihat Episode sebelumnya baca di sini.
Joon Hyuk menenteng Ji Soo ke kantor polisi. Mereka menemui Yoon Kyung yang lagi kiprah di sana.
Yoon Kyung memandang Ji Soo.
Yoon Kyung : Kau bilang ingin melakukan pekerjaan di Meja Kota?
Ji Soo : Apa? Aku?
Joon Hyuk ngasih isyarat ke Yoon Kyung.
Yoon Kyung ngerti.
Yoon Kyung : Tidak apa-apa. Semua reporter ingin melakukan pekerjaan di sini. Tidak perlu malu.
Sambil melirik kesal pada Joon Hyuk, Ji Soo pun terpaksa mengiyakan.
Yoon Kyung : Reporter sungguhan melakukan pekerjaan di Meja Kota… Tapi kami tidak mengijinkan sembarang orang masuk. Kami melakukan pekerjaan sepanjang hari setiap hari. Ini sungguhan. Kerja magangmu cuma mengikis permukaan.
Ji Soo : Aku tahu. Aku tidak berguru apa pun…
Yoon Kyung memarahi Ji Soo.
Yoon Kyung : Hei! Saat saya masih junior, tidak ada yang memberitahuku cara meliput laporan. Aku mengawali dari bawah dengan kisahku. Di sini, tidak ada yang mengajarimu.
Ji Soo : Maaf.
Joon Hyuk ke Ji Soo : Berusahalah sebaik mungkin. Siapa tahu? Kau mungkin menemui selebritas dengan permintaan mengemudi mabuk.
Yoon Kyung : Jika menang lotre di hari pertamanya, telah takdirnya untuk melakukan pekerjaan dengan kami.
Joon Hyuk pergi. Ji Soo memburu Joon Hyuk.
Ji Soo : Sunbae! Kau sungguh akan melalukan ini?
Joon Hyuk : Ya. Kalau dipikir-pikir, kamu benar perihal satu hal. Aku tak punya kuasa untuk mengusirmu, namun saya punya “alasan” untuk mengusirmu.
Ji Soo : Apa?
Joon Hyuk : Bukankah kamu ingin menjadi reporter? Bukan reporter sampah sepertiku, namun reporter sungguhan. Kau pikir sanggup menjadi reporter sungguhan di Meja Berita Digital?
Ji Soo : Itu…
Joon Hyuk : Aku mengetahui kamu mencari argumentasi alasannya yaitu merasa sanggup posisi alasannya yaitu dia.
Ji Soo : Apa? Alasan?
Joon Hyuk : Jangan mencampakkan waktumu dengan rasa mindermu. Selidiki dan tulis kisah. Jadilah reporter.
Ji Soo : Reporter?
Ji Soo kesal. Dia kemudian teringat janjkematian ayahnya alasannya yaitu postingan artifisial yang ‘dirilis’ Joon Hyuk.
Ji Soo marah, kamu menyuruhku menjadi reporter? Kau tidak pantas menyampaikan itu.
Joon Hyuk : Jadi, kalau kamu tak mau menjadi sepertiku, belajarlah dengan benar. Jadilah reporter sungguhan.
Joon Hyuk pergi.
Ji Soo : Kisah? Kau pikir saya tidak sanggup menulisnya?
Semangat Ji Soo terpacu. Dia balik ke dalam dan mulai duduk bareng reporter lain.
Ji Soo mengeluarkan laptopnya namun ia galau mesti menulis apa. Dia kemudian menyaksikan ke reporter lain dan teringat kata-kata ayahnya.
Flashback…
Ji Soo lagi makan ayam pedas, ditemani ayahnya. Ji Soo tanya, apa kesempatan ayahnya menjadi produser di saat masih muda.
Produser Lee : Tidak juga. Orang-orang melakukan pekerjaan untuk punya makanan di meja.
Ji Soo : Payah. Benarkah cuma itu saja?
Produser Lee : Apa maksudmu? Tidak ada yang lebih bikin puas dibandingkan dengan menyanggupi selera putri ayah.
Ji Soo : Aku mengakuinya. Tapi ayah lupa ulang tahunku dan menyebutnya impas cuma dengan satu ayam.
Produser Lee langsung mengeluarkan hadiahnya.
“Ini dia! Selamat ulang tahun.”
Ji Soo bahagia dan langsung membuka hadiahnya.
Kalung pandora yang sungguh cantik.
Ji Soo : Aku sungguh mengharapkan ini. Cantik sekali.
Ji Soo kemudian minta ayahnya memasangkannya di lehernya.
Ji Soo : Bagaimana penampilanku? Cantik?
Produser Lee :Ya, cantik.
Ji Soo pun memeluk ayahnya.
Ji Soo : Terima kasih, Ayah!
Produser Lee : Kesayangan ayah.
Ji Soo : Tentu saja, saya dunia ayah sekarang. Tapi ayah niscaya punya kesempatan di saat masih kecil.
Produser Lee bilang kalau ia pingin menggali kejahatan di dunia ini serta memperbaikinya biar dunia ini menjadi lebih adil.
Ibu tiba dan menyebut itu kesempatan konyol. Ibu bilang cuma hakim dan dokter yang sanggup memperbaiki dan memerintahkan Ji Soo jadi dokter.
Ji Soo : Menurut ayah juga begitu?
Produser Lee : Tidak. Ayah ingin kamu melakukan apa pun yang kamu inginkan. Lakukan apa yang menghasilkan jantungmu berdebar. Yang “mendidihkan” darahmu.
Ji Soo kemudian memegang kalungnya.
Flashback end…
Ji Soo memegang kalungnya. Dalam hati ia bilang satu-satunya hal yang menghasilkan jantungnya berdebar dan darahnya mendidih yaitu Joon Hyuk.
Ji Soo : Tulih kisah alih-alih menghasilkan alasan? Jadilah reporter?
Ji Soo sungguh-sungguh kesal.
Joon Hyuk lagi makan malam sama temennya yang jaksa.
“Ada apa dengan perusahaanmu? Dua bom dalam satu hari? Kau mengenal pemagang yang bunuh diri?”
“Aku pelatihnya.”
“Apa? Seharusnya kamu memberitahuku. Jadi, kamu kembali ke Meja Kota?”
“Tidak. Aku pribadi ingin tau dengan kasus MP Go. Pikirkanlah. Anggaplah daftar itu bukan milik MP Go, namun jaksa penuntut mengacau. Penghalangan bisnis? Penerima daftar itu sekongkol. Itu tidak masuk akal. Tuduhannya semestinya penyalahgunaan wewenang atau suap.”
“Kurasa tidak ada bukti atas tuduhan itu.”
“Apa? Apa itu masuk akal? Apa jaksa penuntut orang-orangan sawah?”
“Orang-orangan sawah akan lebih pintar. Itu bergantung pada kisah eksklusifmu dan persidangannya gagal. Dari pesta peringatan menjadi pemakaman.”
“Jadi, tidak ada pekerjaan di bawah meja? Kau menyuruhku memercayai itu?”
“Kau yakin penipu, bukan kami.”
“Setidaknya penipu punya logika. Kau tak punya kebijaksanaan atau dampak.”
“Kalau begitu, kamu ingin saya mengarangnya?”
“Aku mengerti. Kalau begitu, daftarnya tidak terkontaminasi. Tapi itu mungkin bukan milik MP Go.”
“Sepertinya begitu untuk di saat ini.”
“Untuk di saat ini? Baiklah. Jadi, atur wawancara lain untukku dengan jaksa penuntut. Berikan saya pribadi Kejaksaan. Aku mesti dipromosikan!”
“Yang benar saja! Dahulu saya senantiasa meminta bantuanmu, namun kamu tidak pernah menjawab sekali pun. Sekarang kamu mau bantuanku? Ini hubungan yang korup. Apa sebutannya…”
“Pertemanan yang buruk? Hubungan yang tidak memadai?”
“Ya.”
“Perselingkuhan? Kau salah. Pak Tua, saya telah menyukaimu sejak kita sekolah. Jadi, ini romansa.”
Joon Hyuk menampilkan temennya kecupan jauh.
Temennya kesal.
Bersambung ke part 3….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar