Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 5 Part 3, Dibaca juga daftar selengkapnya di goresan pena yang ini. Langsung lihat Episode sebelumnya baca di sini.
Ji Soo teriak. Dia terbangun sebab mimpi buruk.
Sontak semua orang langsung memandang ke arahnya.
Ji Soo langsung malu. Tidak apa-apa.
Kyung Woo yang duduk disamping Ji Soo, terlihat menahan tawanya. Lalu ia bilang ia pernah mimpi kaptennya melucutinya hingga telanjang dan menggantungnya terbalik di kantor polisi.
Kyung Woo lantas menyediakan Ji Soo kopi. Dia bilang kopinya gak jatuh dari langit. Dia mengeluarkan 500 dolar untuk kopinya.
Ji Soo yang gak kenal Kyung Woo, dalam hati ngomong, sangat rayuan yang payah. Tapi kemudian Ji Soo merasa pernah menyaksikan Kyung Woo.
Kyung Woo : Aku tahu. Kau mungkin berpikir saya menggodamu, dan itu benar. Jadi, meski kamu merasa tertekan, minumlah sedikit.
Ji Soo : Aku tidak tahu siapa kau, tapi…
Kyung Woo : Choi Kyung Woo. Kyung Woo terbaik di dunia.
Ji Soo : Apa?
Kyung Woo : Itu namaku. Choi Kyung Woo.
Ji Soo : Baiklah. Menggoda atau tidak, saya sangat memerlukan ini.
Ji Soo meminum kopi dari Kyung Woo.
Kyung Woo kemudian tanya, Ji Soo dari pers mana sebab ia belum pernah menyaksikan Ji Soo di kantor polisi.
Ji Soo bilang dari Harian Korea. Bersamaan dengan itu, Kyung Woo juga bilang ia dari Harian Korea.
Sontak keduanya kaget.
Mereka kemudian bicara diluar.
Ji Soo : Kukira kamu terlihat tidak asing. Ternyata kita anabawang dari pers yang sama.
Kyung Woo : Junior? Aku tidak bilang saya junior. Kau pemagang, dan aku…
Ji Soo : Tidak, saya telah menyelesaikan magangku beberapa hari lalu.
Kyung Woo : Hei, saya telah menyelesaikan masa juniorku puluhan tahun lalu.
Ji Soo : Sudah selesai? Bukankah kamu sanggup pekerjaan ini tiga bulan lebih permulaan dariku?
Kyung Woo pun sewot dan langsung berdiri.
Kyung Woo : Tiga bulan atau tiga hari, saya masih seniormu. Aku bahkan tidak sanggup bicara setara dengan para seniorku. Selain itu, kita berlainan dari awal. Aku lulus cobaan pers resmi dan kamu kendala magang.
Ji Soo : Jadi, maksudmu kamu sanggup memerintahku?
Kyung Woo : Memerintah? Siapa yang memerintahmu? Aku? Aku membelikanmu kopi dengan niat baik.
Ji Soo : Benar. Menggoda dengan niat baik. Maka itu agak…
Kyung Woo : Apa?
Ji Soo kemudian bilang kalau ia cuma canda.
Ji Soo : Aku tidak memedulikan semua orang di sekeliling sini dan saya melalui batas, menyaksikan senior di kantor.
Ji Soo kemudian berdiri dan mengenalkan dirinya ke Kyung Woo.
Kyung Woo : Eksklusif! Kau beruntung. Aku senior yang baik. Beri tahu saya kalau kamu punya masalah. Santailah.
Kyung Woo duduk lagi.
Ji Soo juga, baiklah, Bung.
Kyung Woo : Apa?
Ji Soo : Kenapa? Apa saya mesti bilang “Pak”? Kau menyuruhku santai.
Kyung Woo : Terserah. Aku juga merasa telah usang mengenalmu.
Ji Soo : Benar, bukan? Omong-omong… kapan kita pulang?
Kyung Woo bilang gak reporter yang boleh pulang, khususnya para junior.
Tiba-tiba mereka menyaksikan reporter berlarian.
Ji Soo : Ada apa?
Kyung Woo : Menurutmu apa? Kecelakaan atau insiden.
Kyung Woo bergegas pergi.
Ji Soo : Apa? Dia berubah dari ikan teri kaleng menjadi ikan todak.
Polisi menggelar pertemuan pers. Para reporter mulai bersiap.
Polisi bilang, ini mengemudi mabuk bukan berantem lari jadi tak boleh ada kamera.
Seorang reporter tertawa kesal, kalau cuma mengemudi mabuk anda tidak akan ada di sini, Pak.
Si polisi berargumentasi ia sedang kiprah pagi, tetapi kemudian ia meralat ucapannya dan bilang sedang kiprah malam.
Ya, ia gugup!
“Ini bukan kali pertama kami.”
Lalu reporter itu memerintahkan para fotografer berhenti mengambil gambar dan menyimak klarifikasi si polisi dulu.
Si polisi gugup. Dia mengusap keringatnya berkali-kali.
Polisi kemudian pergi. Para reporter langsung mengejarnya.
Kyung Woo dan Ji Soo berhenti mengejar.
“Pertama, bukankah ia bertukar kawasan duduk?” tanya reporter.
Polisi bilang tidak begitu.
Ji Soo : Jika ia bertukar kawasan duduk, itu akan lebih parah. Benar, bukan?
Kyung Woo : Kita cuma punya bukti tidak langsung.
Kyung Woo menelepon seseorang.
“Ini aku, ada kecelakaan, bukan. Insiden di sini…”
Kyung Woo mengajak Ji Soo pergi.
Joon Hyuk dan temennya gres keluar dari kedai. Joon Hyuk mengajak temennya mengawali babak kedua.
Temennya menoleh, Joon Hyuk-ah, bukankah kamu mesti mencari problem di Harian Korea?
Joon Hyuk bingung, Harian Korea ?
“Kau tidak membaca tabloid gosip? Ini aneh. Laporan ralat diterbitkan pada waktu itu. Itu nyaris menyerupai sabotase untuk persidangan.”
Joon Hyuk kaget, apa?
Joon Hyuk kemudian mengusut ponselnya dan mendapatkan postingan dengan judul bahwa Kepala Na tahu bahwa daftar seruan perekrutan itu bukan milik MP Go.
Lalu kita diperlihatkan flashback, satu hari sebelum persidangan MP Go.
Kepala Na menelepon seseorang, ya. Ini aku. Kau telah periksa?
Kepala Na memahami dan langsung mengetik laporan ralat itu.
Sekarang, Joon Hyuk telah berada di mejanya. Dia mengusut dan mendapatkan postingan ralat yang ditulis Kepala Na.
Joon Hyuk tak percaya.
Lalu terdengar narasi Joon Hyuk.
“Pada hari yang serupa kisah aslinya dipastikan rilis, Kepala tahu itu salah lapor.”
Ponsel Joon Hyuk berdering.
“Kapten, saya gres mau meneleponmu.” ucapnya.
Joon Hyuk kemudian mendapatkan kabar soal insiden kecelakaan si kurir ayam.
Dia mendengus kesal, kemudian menutup laptopnya dan pergi.
Tepat sehabis ia pergi, seseorang membuka laptopnya dan menyaksikan apa yang diperiksanya. Lalu ia melaporkan apa yang diperiksa Joon Hyuk ke seseorang.
Joon Hyuk langsung lari ke kantor polisi dan menemui Yoon Kyung yang telah menunggunya.
Yoon Kyung : Kurasa Ji Soo memang semestinya menjadi reporter Meja Kota. Ini kendala mengemudi mabuk. Menurut rekaman kamera pengawas, pengemudinya mungkin bertukar kawasan duduk.
Joon Hyuk : Mengemudi mabuk dan bertukar kawasan duduk? Apa itu selebritas?
Yoon Kyung : Ya. Aktor Jung Tae Young.
Joon Hyuk : Jung Tae Young? Bukankah ia putra MP Jung Chul Wook?
Yoon Kyung mengangguk dan bilang itu bukan kecelakaan tetapi insiden.
Joon Hyuk menanyakan Ji Soo.
Yoon Kyung bilang Ji Soo ke tempat tinggal sakit menemui korban bareng Kyung Woo.
Yoon Kyung : Apa yang hendak kamu lakukan? Kau serius dikala mengopernya kemari. Bukankah kamu mesti mendukungnya? Kau bilang akan menjadi senior yang baik.
Joon Hyuk mengangguk, kemudian bilang ia akan mengorganisir Kyung Woo dan meminta Yoon Kyung mengorganisir Ji Soo.
Yoon Kyung : Wae?
Joon Hyuk : Dia cerdas dan cerdas, tetapi ia tidak akan meningkat denganku.
Ji Soo menanti di depan ruang ICU, bareng reporter lain. Lalu Kyung Woo menghampiri Ji Soo dan bilang ia mesti ke TKP.
Kyung Woo : Wawancarailah bos korban dikala kamu telah simpulan disini.
Ji Soo : Aku? Apa yang mesti kutanyakan?
Kyung Woo : Akan ada reporter lain juga di sana. Rekam saja apa yang mereka katakan.
Ji Soo : Baiklah, saya akan mencobanya.
Kyung Woo pergi.
Lalu dokter keluar dari ruang ICU dan para reporter langsung menanyakan keadaan korban.
Pintu ruang ICU menutup otomatis. Ji Soo sempat menyaksikan korbannya.
Di kamera CCTV, terlihat dikala kendaraan beroda empat merah itu memukul si kurir ayam.
Lalu seorang lelaki berbaju hitam berlangsung ke arah korban. Tapi kemudian ia lari meninggalkan korban.
Tak lama, para polisi mulai bekerja. Mereka bicara dengan seorang pria.
DI TKP, Kyung Woo dan Joon Hyuk menyaksikan rekaman CCTV itu lewat tablet.
Joon Hyuk menunjuk si lelaki berbaju hitam.
“Dia Jung Tae Young?”
Kyung Woo mengiyakan.
“Apa manajernya yang bilang ia mengemudikan mobilnya?” tanya Joon Hyuk lagi.
Ternyata lelaki yang ngobrol dengan polisi yaitu manajer Tae Young.
Kyung Woo bilang Tae Young bersikeras manajernya yang mengemudikan mobil.
Joon Hyuk : Tidak, itu omong kosong. Apa kata polisi yang bertanggung jawab?
Kyung Woo : Tidak ada. Aku menerimanya dari pernyataan resmi kepolisian.
Joon Hyuk buntu. Dia memandang lokasi kejadian, tetapi kemudian ia teringat sesuatu.
Joon Hyuk : Kau telah menelepon perusahaan asuransi?
Kyung Woo : Perusahaan asuransi? Belum.
Joon Hyuk : Harga mobilnya lebih dari 300 juta. Mereka niscaya menelepon perusahaan asuransi lebih dahulu. Apa pertanyaan pertama perusahaan asuransi?
Kyung Woo : Siapa yang mengemudikan mobilnya?
Joon Hyuk : Benar.
Kyung Woo langsung menelepon perusahaan asuransi.
Ji Soo ke kedai makanan kawasan korban bekerja. Sampai sana, ia menyaksikan para reporter sedang menanyai pemilik restoran.
“Apa pertimbangan anda wacana insiden ini?” tanya reporter.
Ji Soo langsung mencatat dan merekam.
Pemilik bilang ia merasa kasihan.
Lalu reporter ingin tahu telah berapa usang korban melakukan pekerjaan disana. Pemilik bilang telah 5 bulan.
“Apa ia membuat problem dikala bekerja?”
“Sepertinya ia tak punya impian. Dia menghabiskan waktunya dengan gim ponsel. Aku menyuruhnya menghemat bermain sebab kegundahan orang tua, tetapi ia tidak menghasilkan problem besar.”
“Gim? Gim macam apa?”
“Gim motor. Tapi saya tidak yakin.”
“Apa yang ia antar hari ini?”
“Tentu saja ayam.”
“Ayam jenis apa?”
“Kami memasarkan ayam goreng dan ayam bumbu, dan orang lebih senang ayam bumbu kami.”
Ji Soo kesal mendengar pertanyaan para reporter itu.
Yoon Kyung menghampiri Ji Soo.
Yoon Kyung : Menyedihkan, bukan? Reporter bertanya paling payah.
Ji Soo : Itu.. ya.
Yoon Kyung : Ada pepatah di bidang ini. Jika anjing menggigit orang, itu bukan apa-apa. Tapi kalau seseorang menggigit anjing, itu menjadi berita.
Ji Soo : Apa?
Yoon Kyung : Orang terkenal menabrak sepeda motor kurir makanan. Ada potensi provokatif, tapi…
Ji Soo : Tapi…
Yoon Kyung : Apa? Kisah yang terang tidak menawan tingkat baca. Kita perlu yang seksi dan provokatif.
Yoon Kyung kemudian tanya, apa yang hendak Ji Soo tanyakan.
Ji Soo melongo sejenak menimbang-nimbang sesuatu, kemudian kemudian ia mengangkat tangannya.
Ji Soo : Sajangnim…
Ji Soo, Yoon Kyung, Kyung Woo dan Joon Hyuk berjumpa di depan kantor polisi.
Yoon Kyung : Bagaimana?
Kyung Woo : Saat manajer menelepon perusahaan asuransi, ia bilang tidak mengendarai mobil. Aku sanggup catatan panggilan langsung dengan perusahaan asuransi.
Joon Hyuk : Kejahatan proposal pelarian dan penipuan asuransi.
Yoon Kyung : Ini akan menjadi informasi langsung yang ditunggu-tunggu.
Joon Hyuk : Waktu nyaris habis. Apa yang mesti kita lakukan? Kirimkan sebelum koran cetak terbit?
Yoon Kyung : Benar.
Lalu Yoon Kyung memerintahkan Kyung Woo cepat menulisnya.
Kyung Woo memahami dan langsung pergi ke dalam.
Yoon Kyung ke Joon Hyuk.
Yoon Kyung : Mari unggah problem tukar dingklik dahulu selaku informasi kilat digital eksklusif. Meja mungkin akan mematikannya kalau kita membawanya ke mereka.
Yoon Kyung kemudian memandang Ji Soo dan bilang Ji Soo juga menangangi kendala ini.
Yoon Kyung : Tuliskan ceritanya.
Ji Soo kaget, saya juga?
Yoon Kyung : Kau bertanya yang tepat.
Flashback dikala Ji Soo mengajukan pertanyaan.
Ji Soo : Anda bilang korbannya tak punya impian. Anda telah menanyakannya?
Si pemilik kedai makanan bimbang menjawabnya.
“Dia terlihat menyerupai itu, saya tidak benar-benar…”
“Anda bilang menasihatinya sebab kecemasan orang tua. Anda serius?”
“Aku sendiri punya anak, jadi, tentunya saya serius… Kenapa kamu menanyakan itu?”
“Jika serius, anda semestinya tidak di sini. Kurir anda yang menyerupai anak sendiri ada di rumah sakit, bukan?”
Si pemilik kedai makanan langsung mati kutu.
Flashback end…
Ji Soo masih membeku disuruh nulis kisahnya.
Yoon Kyung : Tuliskan perasaanmu dalam kisahmu.
Yoon Kyung kemudian menawan Joon Hyuk menjauh dari Ji Soo. Dia bilang Ji Soo punya kepribadian cakap dan tak sanggup ditahan di Meja Kota.
Yoon Kyung : Dia sama sepertimu. Bagaimana ia sanggup meningkat denganmu?
Yoon Kyung kemudian menyusul Kyung Woo ke dalam.
Joon Hyuk melongo memandang Ji Soo.
Ji Soo : Apa? Aku meliput kasusnya menyerupai yang kamu suruh. Aku cuma perlu menulis kisahnya.
Joon Hyuk : Kau bertanya paling tidak berguna. Aku tidak menyebut itu laporan.
Ji Soo : Reporter lain yang bertanya tidak berguna. Aku yang bertanya yang penting.
Joon Hyuk : Makara apa yang sangat penting.
Ji Soo terdiam, memandang Joon Hyuk.
Bersambung ke part 4….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar