Tentangsinopsis.com – Sinopsis Hush Episode 6 Part 4, Silahkan simak recap lengkapnya di goresan pena yang ini. Lihat link Episode sebelumnya baca di sini.
Kepala Na langsung menemui CEO.
Seketaris Min bilang, kurasa itu dipicu oleh unggahan kemarin.
CEO kesal, bagi dan suka punya lisan sendiri.
Kepala Na bilang, mereka akan merilis pernyataan resmi dengan pesan kuat.
CEO lantas memerintahkan seketarisnya mendiskusikan lagi soal litigasi dengan legal.
Seketaris Min mengetahui dan langsung melaksanakan perintah CEO.
CEO : Bukankah lebih baik menyikapi mereka langsung?
Kepala Na : Kita sanggup memikirkan itu kalau situasinya memburuk. Tapi kita sudah menduga sebanyak ini, jadi, penanggulangan sudah siap.
CEO : Aku tidak tahu bagaimana Harian Korea Digital menolong suasana ini.
Kepala Na : Seperti yang kubilang, problem ini yang dibikin di internet. Tapi kitalah yang bikin berita. Masalah daring mesti dikerjakan secara daring.
Kepala Na pun merilis pernyataan mereka.
“Beberapa di saat lalu, seorang reporter magang bunuh diri di Harian Korea. Para reporter dan pegawai Harian Korea mencicipi duka. Untuk menghapuskan persaingan di media daring dengan info eksklusif, kabar kilat, dan tingkat baca, kami bikin Harian Korea Digital. Dan kami mengerjakan kiprah penting jurnalisme. Tapi belakangan ini, fitnah dan rumor timbul di internet untuk menghancurkan reputasi mendiang dan Harian Korea. Kami ingin memperjelas bahwa ini tidak benar. Jika fitnah dan rumor terus menyebar, kami bertujuan mengambil langkah-langkah aturan yang tegas. Terakhir, dalam krisis pasar kerja yang belum pernah terjadi ini, kami harap semua pendaftar muda dengan “Derita untuk Hasil” selaku moto mereka memperoleh peluang yang adil. Kami, Harian Korea, berjanji terhadap pembaca kamibahwa kami cuma akan menulis info ikhlas dan benar untuk membuka jendela demi kebenaran.”
Hanya Sung Han yang tersenyum membacanya.
Yang lain kesal, utamanya Ji Soo. Joon Hyuk memandang Ji Soo.
Sung Yeon juga membaca itu di wilayah fitness nya. Dia kesal.
Dong Wook menampilkan tepuk tangannya sambil memandang Ji Soo. Dia yakin, Ji Soo akan memperoleh insentif besar.
Jae Eun yang iri, kesal mendengarnya dan menuding Ji Soo punya ikatan dengan petinggi.
Lalu Ji Soo mendapatkan postingan lain yang dirilis Kepala Na, tetapi dengan ID nya.
Ji Soo : Tapi kalau kita berupaya cukup keras dengan refleksi diri dan tekad untuk besok, terlepas dari kesalahan “Harian” kitadi “Korea”, bukankah kita semua akan menang dalam gim ayam ini suatu hari nanti? Karena “Derita untuk Hasil” merupakan fakta yang tidak terbantahkan.
Ji Soo kesal bukan main.
Joon Hyuk masih memandang Ji Soo. Ji Soo kemudian memandang Joon Hyuk.
Sung Han bicara dengan seseorang di telepon.
Sung Han : Jangan khawatir. Ya. Ya, saya mengerti.
Sung Han kemudian bicara dengan semua staf nya.
Sung Han : Kepala gres saja merilis pernyataan resmi. Ini bukan problem lagi.
Se Joon : Astaga, kamu yakin? Kita sanggup mempergunakan postingan ini untuk tingkat baca.
Sung Han : Sudah kubilang. Kita bukan lagi reporter sampah.
Sung Han kemudian tanya, apa ada bahan yang sanggup dibagi. Semua diam.
Sung Han : Bahkan info biasa pun tidak ada? Kalian bercanda.
Joon Hyuk memandang Ji Soo, kemudian mengangkat tangannya.
Joon Hyuk : Bagaimana dengan korupsi perekrutan Perusahaan Geumon?
Sung Han marah, apa kamu gila!
Joon Hyuk mengantarkan postingan bukti ke semuanya.
Ji Soo terkejut membacanya dan langsung memandang Joon Hyuk.
Sung Han bilang itu cuma gosip.
Joon Hyuk : Ini lantaran kita tidak melaksanakan laporan lanjutan.
Sung Han : Go Yu Seop mengakui daftar itu miliknya.
Joon Hyuk : Itulah maksudku. Kita mesti terlihat berefleksi diri dan bertanggung jawab.
Joon Hyuk kemudian berdiri.
Joon Hyuk : Kau bilang kita bukan lagi reporter sampah. Aku sendiri yang mau meminta izin Kepala.
Joon Hyuk pergi.
Sung Han teriak, tunggu. Han Joon Hyuk!
Ji Soo yang teringat kata-kata Yoon Kyung, soal Joon Hyuk yang hampir menjadi pelapor, langsung mengejar Joon Hyuk yang menuju ruangan Kepala Na.
Ji Soo menggeleng memandang Joon Hyuk. Dia menghentikan Joon Hyuk.
Sung Han memuji Kepala Na atas penyataan resmi yang Kepala Na rilis. Dia bilang, sentuhan Kepala Na merubah postingan biasa menjadi seni.
Sung Han : Dan inspirasi untuk menyertakan kisah junior? Anda menyiapkan semua ini? Kepala kita punya planning untuk semuanya.
Kepala Na : Bukan rencana. Aku mengikuti arus.
Sung Han mengaku beliau belum pernah seterkesan itu.
Sung Han : Bukankah mereka menampilkan Pullitzer untuk pernyataan? “Derita untuk Hasil” merupakan kata terpopuler kedua. “Tanpa Hasil, Tanpa Derita” berada di peringkat ketujuh. “Pers Korea” keluar dari peringkat.
Kepala Na menganalisa internet. Dia bilang, mereka mesti melawan unggahan dengan unggahan.
Ji Soo masih di kantor. Hari sudah malam. Ya, beliau masih kesal sama unggahan Kepala Na.
Joon Hyuk juga masih di kantor. Dia cuma sanggup menghela nafas atas unggahan Kepala Na.
Ponselnya kemudian berbunyi. Pesan dari Ji Soo. Ji Soo minta Joon Hyuk membelikannya minuman.
Ji Soo kemudian berdiri dan beranjak pergi.
Joon Hyuk menyaksikan Ji Soo pergi duluan.
Sung Han masih di ruangan Kepala Na. Dia bilang, ini soal Joon Hyuk.
Kepala Na : Apa? Apa ada masalah?
Sung Han : Bukan masalah, tapi… Kami mengadakan rapat editorial pertama.
Kepala Na : Joon Hyuk ingin menyelediki laporan salah MP Go?
Sung Han : Bagaimana anda tahu?
Kepala Na : Bertanggung jawab atas laporan salah dan melaksanakan investigasi lanjutan… bukankah itu akan bikin kita terlihat tulus?
Sung Han : Bisa dikatakan begitu, tetapi ada banyak gosip.
Kepala Na : Apa? Bahwa saya merilis laporan salah secara sadar?
Sung Han : Anda juga tahu itu?
Kepala Na : Hei, kamu memercayai sampah itu?
Sung Han : Tidak, tentunya tidak.
Kepala Na : Kalau begitu, tidak ada masalah. Jika Joon Hyuk bersedia. Benar, bukan?
Mereka pergi ke kedai makanan ayam. Seperti yang ditunjukkan di permulaan tadi. Wanita pemilik kedai makanan tiba membawakan pesenan mereka.
Mereka memesan ayam yang setengahnya dibumbui dan setengah lagi tidak. Ji Soo bilang, itu kesukaan ayahnya.
Joon Hyuk membisu saja. Ji Soo kemudian mengajak Joon Hyuk bersulang. Mereka minum somaek.
Ji Soo mulai memakan ayam yang berbumbu. Lalu beliau dongeng kalau ayahnya benci ayam goreng berbumbu.
Ji Soo : Dia bilang itu tidak menghormati ayam yang sudah mati dan penistaan kuliner.
Joon Hyuk menghela nafas. Lalu beliau mengambil botol soju. Ji Soo mengambil botol soju itu dari tangan Joon Hyuk. Lantas, beliau menuangkan sojunya ke cangkir Joon Hyuk.
Ji Soo : Unggah dan hapus. Unggah ulang setelah diubah. Kisahmu niscaya ternodai menyerupai itu.
Joon Hyuk : Aku akan menanyakan satu hal. Apa kamu menentukan Harian Korea lantaran aku?
Ji Soo : Sudah kubilang. Kau tidak sepenting itu.
Joon Hyuk : Kalau begitu, apa ini cuma kebetulan?
Ji Soo : Aku tidak sanggup bilang begitu lantaran saya tahu itu Harian Korea. Reporter Meja Kota Harian Korea, Han Joon Hyuk. Aku tidak pernah sanggup melalaikan nama yang menyebabkan kemarahan itu.
Joon Hyuk tersenyum mendengarnya.
Ji Soo kemudian bilang kalau ibunya gak tahu beliau kerja di Harian Korea.
Ji Soo : Dia akan membunuhku kalau tahu.
Joon Hyuk : Bukankah kamu ingin menjadi reporter lantaran ayahmu?
Ji Soo : Ibuku ingin saya masuk sekolah kedokteran. Tapi dengan nilaiku, saya cuma sanggup menentukan yang lazim saja. Dia menyuruhku masuk sana. Tapi saya punya harga diri dan tak ingin menyesalinya. Soo Yeon akan murka kalau mendengarku sekarang.
Joon Hyuk : Kenyataan merupakan kenyataan.
Ji Soo : Aku mendaftar, menyerupai semua lulusan komunikasi. Tipe konversi posisi reguler yang tidak terduga. Aku tidak menduga akan mendapatkannya.
Joon Hyuk : Lalu?
Ji Soo : Apa maksudmu? Aku mesti bersusah payah dalam pekerjaanku. Aku tidak cuma makan ayam goreng menyerupai ayahku. Ada saus di atasnya. Lalu kenapa? Semuanya sama di perutku.
Ji Soo makan ayamnya lagi.
Ji Soo : Aku akan menjalani kehidupan setengah jalan yang lazim saja. Karena “Derita untuk Hasil”.
Joon Hyuk menghela nafas dan bilang bukan begitu. Lalu beliau tanya, Ji Soo ingin beliau melaksanakan apa.
Ji Soo mulai marah, kamu tidak keberatan saya hidup menyerupai ini di Harian Korea? Tanpa berimpian menjadi reporter sungguhan, cuma menciptakan duit untuk menafkahi diri sendiri. Kau pikir sanggup membalas ayahku dengan itu? Kau memesan setengah-setengah kalau tidak sanggup memutuskan. Tapi di saat juniormu bilang beliau menghendaki kehidupan setengah jalan, kamu mesti melarangnya melaksanakan itu. Kau mesti melarangnya menjadi menyerupai dirimu. Produser Lee Yong Min tidak mengajarimu menyerupai itu. Dia mengajarimu untuk merebus lebih keras.
Ji Soo kemudian minta Joon Hyuk membuatnya reporter sungguhan. Reporter sungguhan yang percaya diri dimana saja dan di depan siapa pun.
Ji Soo : Aku akan merebus dengan keras, menyerupai semangkuk Gomtang. Jika kamu melaksanakan itu… Utangmu terhadap ayahku.
Tangis Ji Soo menyeruak keluar. Tapi kemudian beliau menghapusnya dan bilang akan menilai utang itu lunas.
Joon Hyuk memandang Ji Soo. Terdengar narasinya, kalau kini beliau tahu arti dari puisi yang dituliskan Produser Lee di selembar tisu.
Dia juga bilang kalau beliau kesannya tahu maksud ayahnya di saat ayahnya bilang jangan hidup setengah jalan.
Joon Hyuk kemudian bilang Ji Soo sudah mengajarinya banyak hal.
Joon Hyuk lantas menuliskan sesuatu di selembar tisu. Lalu memberikannya ke Ji Soo.
Ji Soo membacanya. Joon Hyuk menulis, “Hadapi dunia secara langsung”.
Ji Soo memandang Joon Hyuk.
Joon Hyuk : Reporter menghadapi dunia langsung dengan kisah mereka. Aku akan menjadikanmu reporter yang hebat. Reporter sungguhan.
Joon Hyuk kemudian menangis dan dalam hatinya beliau bilang kalau Ji Soo lah yang sudah membuatnya reporter sungguhan sekarang.
Ji Soo kemudian menuliskan sesuatu di tisu Joon Hyuk tadi.
Setelah itu beliau menampilkan tisunya ke Joon Hyuk.
Joon Hyuk mau membacanya tetapi Ji Soo menghentikannya. Ji Soo mengajak Joon Hyuk bersulang.
Ji Soo : Jangan terlalu kecewa lantaran pemula mengenali kelemahanmu. Kau sanggup minum somaek luar biasaku kapan saja.
Ji Soo kemudian berkata, Joon Hyuk orang yang mudah.
Ji Soo : Kubilang saya akan menilai impas utangmu terhadap ayahku. Aku tidak bilang sudah memaafkanmu dan ingin berteman.
Ji Soo kemudian memerintahkan Joon Hyuk mengeluarkan duit utangnya padanya dan ibunya nanti.
Ji Soo : Pertama… Lakukan apa yang sanggup kamu kerjakan untuk Soo Yeon. Sudah kubilang. Aku akan mengawasimu hingga akhir.
Joon Hyuk mengangguk.
Joon Hyuk kemudian mengkonsumsi ayam goreng tanpa bumbu.
Dan Ji Soo mengkonsumsi ayam goreng yang berbumbu.
Ji Soo dan Joon Hyuk yang setengah mabuk, balik ke kantor sambil ngunyah permen karet.
Setibanya di depan gedung Harian Korea, Joon Hyuk teringat sama memo bertuliskan, “Aku tidak percaya Media Korea”.
Joon Hyuk kemudian mengeluarkan permen karet dari mulutnya dan menempelkannya ke dinding, sempurna dibawah plang Harian Korea.
Lalu beliau menempelkan tisunya tadi disana.
Joon Hyuk : Media Korea, makan kotoranku!
Mereka berdua kemudian tertawa.
Ji Soo kemudian mengambil foto plang Harian Korea yang sudah ditempeli tisu oleh Joon Hyuk tadi.
Lalu beliau mengunggahnya.
Ji Soo : Ini disebut unggahan yang tepat.
Di ruangannya, Kepala Na menyaksikan postingan yang dirilisnya memperoleh 2.421 marah.
Lalu beliau menyelediki kisah Ji Soo yang diunggahnya dan kisah Ji Soo memperoleh 3.412 suka.
Kepala Na tersenyum kemudian me-like kisah Ji Soo.
Terdengar narasi Kepala Na.
Kepala Na : Pekerjaan kotor memerlukan tangan kotor.]
Joo An terekam video kamera laptop Joon Hyuk yang memang sengaja dinyalakan Joon Hyuk untuk mencari tahu siapa biro belakang layar Kepala Na.
Setelah itu, Joo An membuka laci Joon Hyuk dan menaruh sesuatu di sana.
Terdengar narasi Ji Soo.
Ji Soo : Sulit mendapatkan orang bijaksana dengan hati yang baik.
MP Jung, MP Go dan CEO Park berkumpul di suatu restoran.
Lalu seorang lelaki tiba dan gabung sama mereka.
Narasi Joon Hyuk terdengar.
Joon Hyuk : Itu sebabnya sulit mendapatkan bisnis menguntungkan yang membiarkanmu mempertahankan nuranimu tetap bersih.
Kita diperlihatkan flashback di saat Ji Soo makan ayam sama Joon Hyuk tadi.
Joon Hyuk minta Ji Soo memberitahunya siapa yang ‘membunuh’ Soo Yeon.
Ji Soo : Bagaimana kalau saya memberitahumu?
Joon Hyuk : Yang melaksanakan kejahatan mesti membayar.
Narasi Joon Hyuk berlanjut.
Joon Hyuk : Tapi tidak ada setengah jalan dalam hidup.
Sekarang Joon Hyuk sudah di rumahnya. Dia duduk di laptopnya dan mengetik memoar kemajuan jurnalisme untuk pengembalian keyakinan terhadap media.
Memoar itu beliau beri judul besar HUSH.
Paginya, para karyawan yang gres tiba terkejut menyaksikan gedung kantor mereka ditempeli ribuan memo bertuliskan, “Aku tidak percaya Media Korea”.
Kamera kemudian menyorot tisu yang ditempel Joon Hyuk semalam.
Tisu bertuliskan, “Aku juga tidak percaya media Korea”.
Angin membalik lembaran tisu.
Tampak goresan pena yang ditulis Ji Soo, “Hadapi dunia secara langsung dengan semangat!”
Bersambung………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar